REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Barat Ayi Hambali berharap, Gubernur Jawa Barat melakukan terobosan untuk mendongkrak serapan APBD 2015. Saat ini serapan anggaran Provinsi Jawa Barat termasuk yang terendah di Indonesia.
"Jabar paling rendah ya sekitar 20 persen, saya tidak tahu kenapa," ujar Ayi di sela-sela Sosialisasi empat Pilar di Pondok Pesantren Al-Falah Bandung, Kamis (27/8).
Menurut Ayi, serapan anggaran di provinsi lain saat ini rata-rata 41-42 persen. Bahkan, dikawasan barat seperti Sumatera misalnya sudah berkisar 50 persenan.
"Jadi Jabar ini di bawah rata-rata," katanya.
Ayi mengaku tidak tahu apa yang menjadi penyebab masih rendahnya serapan Jabar. Bisa saja, karena terlalu hati-hati atau karena aturannya belum lengkap.
"Memang problem kami itu di sana, di administrasi," katanya.
Menurutnya, wacana pemerintah untuk tidak memidanakan kepala daerah karena kesalahan administratif yang dilakukan harus didukung.
"Jadi kalau masalahnya administratif bukan pidana maka dimaklumi, itu bukan untuk mengakali," katanya.
Menurut Ayi, terserapnya APBD ataupun APBN merupakan salah satu cara untuk mendongkrak perekonomian di Indonesia. Sebab semakin lambat penyerapan anggaran maka semakin lesu perekonomian.
"Kalau anggaran cair, maka daya beli masyarakat terdongkrak. Kalau kita mengharapkan investasi terlalu jauh, rumit," katanya.