Jumat 28 Aug 2015 20:06 WIB

Leverkusen dan Kehebatan Pemain Muslim (2-Habis)

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: M Akbar
Karim Bellarabi
Foto: EPA/MARIUS BECKER
Karim Bellarabi

REPUBLIKA.CO.ID, LEVERKUSEN -- Kemudian Bellarabi, dengan ayah berkebangsaan Maroko dan ibu berpaspor Jerman, lebih memilih membela Jerman. Dalam sebuah wawancara di laman Express beberapa waktu lalu, Çalhanoğlu tanpa ragu mengungkapkan keyakinannya. "Ya, saya seorang Muslim. Saya percaya kepada Allah SWT," ujarnya. 

Menurut pemain 21 tahun ini, dirinya sama seperti Muslim lainnya. Senantiasa berupaya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Shalat lima waktu pun dikerjakannya. 

Di mana shalat ditunaikan? Biasanya Çalhanoğlu mengerjakannya di hotel atau rumah. "Menghadap Makkah. Setelah itu, saya berdoa," katanya. 

Çalhanoğlu dan Bellarabi merupakan karib di tim. Keduanya memiliki pengertian yang baik. Entah itu di dalam maupun di luar lapangan.

 

Jika ditilik lebih jauh, Leverkusen merupakan salah satu klub Jerman yang akrab dengan pemain Muslim. Masih ingat Yıldıray Baştürk (bermain pada 2001-2004)? Gelandang mungil berkebangsaan Turki yang jadi salah satu kunci keberhasilan Leverkusen menembus final Liga Champions 2002.

Kemudian, Emir Spahić.  Bek tengah tangguh asal Bosnia yang bermain di Leverkusen pada 2013-2015.  Dalam sebuah kesempatan, Emir tak sungkan memperlihatkan keislamannya dengan mengangkat tangan untuk berdoa.  Prosesi yang dilakoninya kala menghadapi Zenit St Petersburg dalam sebuah pertandingan Liga Champions. 

Last but not least adalah Emre Can (2013-2014). Pemain serba bisa yang kini membela Liverpool di kompetisi Liga Primer.  Kenyataan bahwa Leverkusen kerap dihuni pemain Muslim nan andal tergolong unik.

Pasalnya, agama mayoritas di kota kecil itu adalah Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Sementara Islam, sebagaimana agama-agama lainnya, masuk ke dalam kelompok minoritas. Namun tak dapat dimungkiri, kemajuan demokrasi di Jerman memiliki kelas tersendiri.

Bahkan beberapa waktu lalu, pemerintah di berbagai kota, tak terkecuali Leverkusen, mengeluarkan kebijakan yang melegakan. Kumandang suara adzan pertanda waktu menunaikan shalat dapat diperdengarluaskan melalui pengeras suara. Sungguh sebuah nikmat yang teramat besar bagi masyarakat Muslim di sana, termasuk Çalhanoğlu dan kawan-kawan di Bayer Leverkusen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement