REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, memberikan respons positif terhadap terjadinya peristiwa jabat tangan antara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nachrawi, dan Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti.
Ia mengatakan persatuan kedua pihak tersebut harus terus didorong untuk lebih membangkitkan sepak bola Indonesia yang kini sedang diterpa prahara konflik. Ia juga menilai jabat tangan dua stakeholder pada ajang pembukaan Piala Presiden di Gianyar, Ahad lalu, dapat menjadi langkah awal untuk terjadinya perdamaian.
"Ini suatu awal yang baik, apakah nantinya akan jadi persatuan dan kebangkitan kita tunggu waktunya. Harus didorong terus oleh semua media dan insan sepak bola," kata Effendi saat dihubungi ROL di Jakarta, Senin (31/8).
Sebagaimana diketahui hubungan dua institusi ini sempat memanas jelang terpilihnya La Nyalla sebagai ketua umum PSSI. Puncaknya, hubungan kedua institusi ini menjadi memanas setelah Menpora mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Sebelumnya PSSI juga sudah mengeluarkan instruksi untuk menghentikan seluruh kompetisi di Indonesia. Alhasil, perseteruan dua stakeholder ini membuat FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia untuk tidak bisa beraktivitas di pentas internasional.
Namun dua petinggi institusi itu akhirnya bisa juga dipertemukan pada ajang pembukaan Piala Presiden. Turnamen yang digelar oleh Mahaka Sports and Entertainment itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).