Selasa 01 Sep 2015 11:28 WIB

Jabat Tangan Menpora-La Nyalla Direspons Positif

Rep: c11 / Red: M Akbar
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Menpora Imam Nahrawi berjabat tangan saat menghadiri pembukaan turnamen Piala Presiden, Ahad (30/8).
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Menpora Imam Nahrawi berjabat tangan saat menghadiri pembukaan turnamen Piala Presiden, Ahad (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, memberikan respons positif terhadap terjadinya peristiwa jabat tangan antara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nachrawi, dan Ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti.

Ia mengatakan persatuan kedua pihak tersebut harus terus didorong untuk lebih membangkitkan sepak bola Indonesia yang kini sedang diterpa prahara konflik. Ia juga menilai jabat tangan dua stakeholder pada ajang pembukaan Piala Presiden di Gianyar, Ahad lalu, dapat menjadi langkah awal untuk terjadinya perdamaian.

"Ini suatu awal yang baik, apakah nantinya akan jadi persatuan dan kebangkitan kita tunggu waktunya. Harus didorong terus oleh semua media dan insan sepak bola," kata Effendi saat dihubungi ROL di Jakarta, Senin (31/8).

Sebagaimana diketahui hubungan dua institusi ini sempat memanas jelang terpilihnya La Nyalla sebagai ketua umum PSSI. Puncaknya, hubungan kedua institusi ini menjadi memanas setelah Menpora mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Sebelumnya PSSI juga sudah mengeluarkan instruksi untuk menghentikan seluruh kompetisi di Indonesia. Alhasil, perseteruan dua stakeholder ini membuat FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia untuk tidak bisa beraktivitas di pentas internasional.

Namun dua petinggi institusi itu akhirnya bisa juga dipertemukan pada ajang pembukaan Piala Presiden. Turnamen yang digelar oleh Mahaka Sports and Entertainment itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement