Selasa 01 Sep 2015 18:02 WIB

Pendeta dan Seluruh Jemaatnya Memeluk Islam di Rwanda

Rep: c25/ Red: Damanhuri Zuhri
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Salah satu kasus perpindahan terbesar dari Kristen ke Islam, seorang pendeta Rwanda dan 480 anggota jemaatnya memeluk Islam, dan menjadi perkembangan agama tercepat di dunia dan memperluas kehadiran Islam di benua Afrika.

Seperti dilansir onislam, beberapa media melaporkan Salim Mikdad, seorang mantan pendeta, memeluk Islam setelah memperdalam keyakinannya dari para sarjana Muslim.

Ia berhasil meyakinkan 480 anggota jemaatnya untuk mengambil keputusan serupa akhir Agustus, tepatnya tanggal 25 Agustus lalu. Setelah mereka berganti keyakinan, gereja itu pun berubah menjadi masjid.

Insiden terbaru ini terjadi di tengah serangkaian konversi serupa di Rwanda. Sebagai negara Kristen, Rwanda telah memperlihatkan peningkatan bertahap dalam populasi Muslim.

Sekitar 56,9 persen dari masyarakat Rwanda adalah Katolik Roma, 26 persen adalah Protestan, 11,1 persen adalah Seventh day Adventist dan hanya 4,6 persen yang Muslim. Kebanyakan dari mereka merupakan Sunni.

Kenaikan tajam dalam populasi Muslim mengikuti genosida pada tahun 1994 di negara itu, ketika kedua gereja Katolik dan Protestan dituduh membantu membuat pembunuhan sekitar 800 ribu orang.

Gereja menjalankan politik etnis sendiri, mendukung Tutsi selama periode kolonial dan beralih kesetiaan kepada Hutu setelah tahun 1959, yang mengirim pesan kalau diskriminasi etnis adalah konsisten dengan ajaran gereja.

Antara April dan Juli 1994, ekstrimis Hutu Rwanda melakukan kampanye terorganisir yang bertujuan memusnahkan minoritas Tutsi. Human Rights Watch sendiri menjelaskan genosida Rwanda sebagai salah satu episode yang paling menakutkan dari kekerasan etnis, yang ditargetkan dalam sejarah dunia baru-baru ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement