REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Meskipun pertandingan sepakbola di liga-liga Eropa diliburkan, para pecinta si kulit bundar akan tetap dimanjakan tontonan menarik pada akhir pekan ini. Adalah lanjutan kualifikasi Euro 2016 di grup G yang mempertemukan Rusia dan Swedia di Otkrytie Arena, Moskow, Sabtu (5/9) malam WIB. Perjumpaan kedua kesebelasan dipastikan akan berlangsung ketat, mengingat kedua tim tengah berusaha menjaga peluang lolos ke putaran final.
Pertemuan terakhir kedua kesebelasan terjadi pada tanggal 10 Oktober 2014 di kandang Swedia, di mana mereka berbagi poin dengan skor akhir 1-1. Meskipun hasil imbang merupakan pencapaian realistis bagi skuat besutan Erik Hamren, Swedia tetap berpeluang mencuri kemenangan jika mampu menunjukan permainan impresifnya. Terlebih, jika mereka mampu memanfaatkan kepiawayan gelandang kreatif seperti Kim Kallstrom serta Albin Ekdal dan memenangkan penguasaan bola di lini tengah.
Kembalinya Zlatan Ibrahimovic yang sempat absen karena mengalami masalah pada lututnya juga bisa menambah daya gedor tim tamu. Apalagi, penyerang berusia 33 tahun tersebut merupakan pemain andalah sang pelatih yang juga penyerang tersubur Swedia.
“Saya berharap ia (Ibrahimovic) segera pulih dan mendapatkan banyak kesempatan bermain dengan klubnya. Tapi saya yakin dia sudah positif akan bisa diturunkan melawan Rusia dan Austria,” kata pelatih Swedia, Erik Hamren, seperti dilansir Expressen,awal pekan ini.
Keyakinan sang pelatih pun dirasa wajar setelah penyerang paris Saint-Germain itu sudah bisa bermain saat timnya mengalahkan AS Monaco dengan skor 3-0, Ahad (30/8). Ibrahimovic yang masuk pada menit ke-76 menggantikan Lavezzi langsung menunjukan permainan ciamiknya meski belum mampu menciptakan gol. Namun, itu bisa menjadi angin segar bagi Swedia yang sudah bisa menurunkan mantan pemain AC Milan tersebut demi memenangkan pertandingan dan mempertahankan posisi kedua.
Sementara itu, Rusia wajib bermain lebih agresif guna menjaga peluang lolos dari persaingan ketat grup G meski kemungkinan untuk lolos langsung ke putaran final terus menipis. Persiapan Rusia juga sedikit terganggu dengan mundurnya Fabio Capello. Menteri olahraga Rusia pun langsung menunjuk pelatih CSKA Moscow Leonid Slutskiy, untuk melatih timnas Rusia, setidaknya hingga akhir perjalanan mereka di kualifikasi Piala Eropa 2016.
“Kesepakatan itu membuat Slutsky menjalani dua pekerjaan secara bersamaan, yakni jabatan sebagai manajer tim nasional dan pelatih kepala CSKA Moscow,” kata Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko.
Masalah lain yang timbul akibat pengunduran diri Capelo adalah adaptasi pelatih baru yang biasanya tidak langsung nyetel dengan tim yang dilatihnya. Selain itu, rangkap jabatan yang dijalani Slutsky bisa saja membuat konsentrasinya terbagi antara tim nasional Rusia dan CSKA Moscow.
Meski demikian, perjuangan Rusia dipastikan belum berhenti, terutama untuk mengamankan posisi ketiga agar dapat bersaing di babak play-off. Usaha menghindari kekalahan dari tim tamu membuat peran pemain di setiap lini harus benar-benar maksimal. Hal tersebut tentunya tidak mudah, mengingat sang lawan juga memiliki strategi pertahanan yang cukup tangguh.