REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mendapat kritikan terhadap respon mereka terkait masalah gelombang pengungsi ke Eropa. Pada Ahad (6/9), AS didesak membantu Eropa menemukan tempat perlindungan bagi pengungsi.
Kepala Komite Penyelamatan Internasional dan mantan menteri luar negeri Inggris David Miliband menyerukan AS untuk memunculkan kembali sikap kepemimpinan AS dalam merespon masalah semacam ini di masa lalu.
"AS selalu memimpin dalam hal permukiman, tapi 1.500 orang selama empat tahun ini. Rasanya itu kontribusi yang sangat kecil untuk berkontrobusi dengan masalah kemanusiaan ini," ungkapnya merujuk pada jumlah migran yang diterima AS.
Juru bicara Departemen Luar Negei AS John Kirby dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Sabtu (5/9) malam, tak menunjukan ada indikasi AS akan meningkatkan jumlah penerimaan migran di negaranya. Kirby mengatakan, AS telah berkontribusi 4 miliar dolar AS untuk bantuan pengungsi dan menegaskan kembali posisi pemerintah Barack Obama mengenai masalah keamanan.
"Ada proses pemeriksaan signifikan di sini untuk orang-orang dari Suriah yang harus kita ikuti," katanya.
Otoritas AS mengatakan, ingin mencegah militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau Alqaidah masuk negara itu sebagai pengungsi.
Namun ada risiko yang menempel pada kebijakan AS saat ini terkait perannya membantu Eropa. Para pejabat AS berbicara dengan syarat anonim mengakui, Washington mungkin menghadapi masalah citra internasional terkait masalah ini.
Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungso Melissa Fleming mengaakan, AS tak memeuhi kuota pada jumlah pengungsi yang akan diterima. Ia mengatakan UNHCR telah mengajukan permintaan untuk menampung 16.300 pengungsi kepada AS.