REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan DPR RI seharusnya tidak perlu hadir dalam konferensi pers salah satu calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Apalagi konpers tersebut dilakukan di depan ribuan pendukung yang merupakan bagian dari kampanye Trump.
"Kami tidak mempersoalkan pertemuan mereka yang selama 30 menit, tapi kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam konpers ini yang menjadi masalah," ucap Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/9).
Fadli sempat berkilah bahwa kehadirannya tersebut sebagai bentuk sopan-santun adat ketimuran atas undangan Trump. Tapi, kata Ray, itu hanya alasan mereka. "Itu buktinya Tantowi Yahya bisa pulang kok, kenapa Anda tidak," ucapnya.
Fadli sempat juga mengatakan kehadirannya tersebut bukanlah merupakan bentuk dukungan terhadap Trump. Menanggapi ini Ray menilai Fadli dan kawan-kawan tidak sadar telah masuk 'perangkap' Trump.
"Anda sadar tidak sedang dijebak oleh kepentingan politik," kata dia. Kampanye, kata Ray, ada yang resmi dan yang tidak. Apa yang dilakukan Trump kala itu sudah masuk dalam rangkaian kegiatan kampanye pemilihan orang nomor satu AS.
Majelis Kehormatan Dewan (MKD) harus memberi surat peringatan kepada Setya Cs. MKD patut menelisik pernyataan Trump yang menyebut bahwa dia dan Seta akan membuat hal-hal besar untuk AS.
"Harus ditanya apa materi pertemuan mereka, kok bisa sampai Trump menyebut begitu. Ini kan mengejutkan," ujarnya.