Selasa 22 Sep 2015 14:40 WIB

Kurir Sabu Tertangkap di BIL, Begini Modusnya

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham
Sabu (ilustrasi)
Sabu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Mataram berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 2,7 kilogram di Bandara Internasional Lombok (BIL), Jumat (18/9). Tersangka membungkus sabu yang terdiri dari empat paket dengan plastik hitam serta dilakban, lalu disembunyikan dalam dinding palsu sebuah koper.

Kepala Kakanwil Direktorat Bea dan Cukai Bali dan Nusra, Syarif Hidayat mengatakan,  sabu dibawa dari Malaysia oleh seorang kurir asal Indonesia bernama Ali melalui BIL. Aparat curiga dengan gerak-gerik tersangka sehingga diperiksa dan terbukti membawa sabu. Atas perbuatannya, Ali terancam mendapatkan hukuman mati.

“Ali ini pegawai swasta di perusahaan Indonesia, kelahiran Aceh tapi terbang menggunakan paspor Batam. Dia ke Malaysia diduga mengunakan paspor pelancong. Bagaimana dia bisa menjadi kurir itu masih didalami oleh kepolisian,” ujarnya kepada wartawan seusai jumpa pers di kantor Bea dan Cukai Mataram, Selasa (22/9).

Ia menduga ada keterlibatan jaringan sindikat internasional dalam peredaran narkoba yang dikirim melalui kurirnya itu. Sebab, sabu yang akan diedarkan berasal dari Cina, India, dan Afrika. Sementara itu, mereka menggunakan Malaysia sebagai tempat transit dan jalan masuk.

Menurutnya, kepolisian masih mendalami apakah dugaan jaringan sindikat internasional itu merupakan jaringan lama yang diburu aparat. Selain itu, masih mendalami rencana sabu tersebut akan diedarkan dimana. “Diedarkan kemana kita belum tahu, bisa jadi ke Lombok atau Jawa,” ungkapnya.

Syarif mengatakan modus pengiriman narkoba kini mulai berubah. Sejak eksekusi hukuman mati diberlakukan. Para pengedar narkoba mulai jarang menggunakan jalur Bandara. Akan tetapi, beralih ke pelabuhan. Kapal-kapal nelayan sering kali dijadikan alat untuk menerima barang tersebut di tengah laut yang sebelumnya dibawa oleh kapal besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement