REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Penjaga gawang Real Madrid Keylor Navas membeberkan beberapa kejadian saat dirinya hampir saja berpindah klub ke Manchester United pada jendela transfer pemain musim panas lalu.

Saat-saat akhir penutupan transfer, Navas mengaku sudah berada di bandara untuk siap berangkat ke kota Manchester. Namun ketika ia masih menunggu kepastian keberangkatan pesawat, ia mendapat kabar De Gea yang menjadi target Madrid gagal di daratkan karena persoalan administrasi yang tidak lengkap.

Saat mendengar kabar itu, pemain asal Kosta Rika itu langsung bersyukur dengan menyebut nama Tuhan. Bahkan Navas sampai meneteskan air mata karena ia merasa Tuhan telah mendengarkan doanya. Sebab, mantan penjaga gawang Levante itu benar-benar berdoa agar bisa terus bermain dan tinggal di Kota Madrid yang merupakan kota impiannya sejak kecil.

“Di akhir penutupan bursa transfer, kami sekeluarga harus pergi ke (bandara) Barajas. Saya masih berdoa agar Tuhan menakdirkan aku masih tetap di sini (Madrid). Saya menangis malam itu ketika saya menemukan saya tidak jadi pindah. Itu adalah malam yang penuh emosi,” kata Navas, dikutip dari Fourfourtwo, Selasa (22/9).

Selain bermain di Madrid adalah impian sejak masih kanak-kanak, hal yang memberatkan pemain 28 tahun itu pindah adalah karena ia dan keluarganya sudah menemukan kenyamanan di ibu kota Spanyol itu.

Sekarang, Navas bertekad untuk terus tampil baik di bawah mistar gawang El Merengues agar pelatih Rafael Benitez mempertahankannya untuk jangka waktu yang lama.

Navas yang membuat clean sheet pada lima laga awal bersama Madrid musim ini tak takut menargetkan untuk mempersembahkan gelar juara bagi Los Blancos di akhir musim nanti.  “Madrid adalah rumah saya. Saya ingin memenangkan segalanya musim ini,” ujar Navas.

Ikuti Whatsapp Channel Republika