REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menawarkan kepada masyarakat yang bermukim di kawasan padat penduduk, untuk menukar tanahnya dengan rumah susun.
Ahok mengatakan tanah yang dijual nantinya bisa digunakan pemerintah provinsi (pemprov) untuk dijadikan taman dan apartemen. Nantinya warga bisa memiliki apartemen pemprov tersebut sesuai jumlah besaran tanah yang ditukar.
"Kalau kamu punya tanah, punya sertifikat tapi kawasannya kumuh, saya bongkar setengah jadi taman dan setengah jadi apartemen," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (28/9).
Ia melanjutkan, sebagai gantinya warga yang menjual tanahnya akan dibayar 1,5 kali lipat bagian di rumah susun yang akan dibangun. Misalnya, jika penilik punya tanah 100 meter maka akan mendapat ganti 150 meter per segi.
"Kalau satu apartemen kira-kira 30 meter persegi, dia dapat lima unit plus sertifikat hak milik juga," ujarnya.
Sementara itu, tambahnya bagi yang tidak memiliki sertifikat maka akan ditukar 1,2 kali lipat. Cara ini digunakan agar warga tertarik membebaskan lahan mereka.
Ahok berharap dengan begitu tingkat kebakaran di Jakarta bisa berkurang. Pasalnya ia menilai kebakaran banyak terjadi di kawasan kumuh dan padat penduduk akibat listrik yang melebihi kapasitas.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku pihaknya sudah berusaha menekan jumlah kebakaran di Jakarta. Misalnya yang saat ini bisa dilakukan adalah penyuluhan kepada warga. Dampaknya memang cukup signifikan berkurang.
"Dulu ribuan setahun. Ini masih ngomong ratusan. Kita sudah berusaha tekan terus," ucapnya.