Senin 05 Oct 2015 07:23 WIB

Gunung Ciremai Kembali Terbakar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Kawasan Gunung Ciremai
Foto: Wikipedia
Kawasan Gunung Ciremai

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Hutan di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, kembali terbakar, Ahad (4/10). Kencangnya tiupan angin membuat api cepat menyebar dan sulit dipadamkan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menjelaskan, kobaran api pertama kali terlihat di daerah Pasawahan, Blok Karang Dingding. Api yang mulai berkobar pada Ahad (4/10) sekitar pukul 13.00 WIB itu membakar semak dan pepohonan di blok tersebut.

''Api saat ini belum padam. Sekarang posisi api ada di atas daerah Padabeunghar (Kebun Raya Kuningan),'' terang Agus kepada Republika, Ahad (4/10) sekitar pukul 22.00 WIB.

Agus menyatakan, pihaknya baru selesai mengamankan wilayah Kebun Raya Kuningan (KRK). Upaya pemadaman terhadap kebakaran pun masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kuningan, dan masyarakat peduli api (MPA).

Agus mengungkapkan, saat ini di lokasi kejadian angin bertiup cukup kencang sehingga menyebabkan api terus berubah arah dan sulit dipadamkan. Kondisi itu diperparah dengan lokasi yang lumayan sulit dijangkau.

''Luas areal yang terbakar masih belum dihitung, tapi cukup luas,'' kata Agus.

Seperti diberitakan, kebakaran di hutan di Gunung Ciremai kali ini bukan yang pertama terjadi di musim kemarau tahun ini. Sebelumnya, kebakaran juga terjadi pada 14 Agustus 2015 dan baru bisa dipadamkan pada 25 Agustus 2015. Akibatnya, sekitar 185 hektare areal hutan di kawasan Gunung Ciremai hangus terbakar.

Kebakaran itu kembali terulang pada 18 September 2015 di lereng Gunung Ciremai, tepatnya di sekitar Lambosir Desa Setia Negara. Api yang mulai terlihat pada Jumat (18/9) pukul 11.00 WIB tersebut berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.00 WIB.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement