REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Ratusan pelajar SMPN 4 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menggelar shalat istisqa di halaman sekolah mereka.
"Ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap kebakaran lahan dan kabut asap yang masih melanda daerah kita ini. Melalui shalat istisqa ini, kita sama-sama berdoa agar Allah menurunkan hujan," kata Kepala SMPN 4 Sampit, Abdurahman di Sampit, Sabtu.
Sudah tiga bulan terakhir kebakaran lahan terjadi di Kotim sehingga menimbulkan kabut asap yang sangat mengganggu. Selain mengganggu kesehatan, asap kebakaran lahan juga menyebabkan jarak pandang terbatas sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
Islam mengajarkan, shalat istisqa dianjurkan dilaksanakan ketika terjadi kemarau panjang. Harapannya agar Allah segera menurunkan hujan sehingga berbagai masalah yang muncul selama kemarau ini bisa berakhir.
"Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengajarkan kepada para siswa tentang bagaimana shalat istisqa karena selama ini mereka hanya mendapatkan pelajaran teori," sambung Abdurahman.
Doa meminta hujan tidak hanya dilakukan pelajar dan guru yang beragama Islam, tetapi juga nonmuslim. Mereka memanjatkan doa sesuai ajaran agama masing-masing supaya kebakaran lahan, asap dan krisis air bersih di Kotim segera berakhir.
Sementara itu, ustad Syarifudin yang memimpin shalat istisqa tersebut, mengajak semua pihak untuk mengucap istighfar memohon ampun kepada Allah, disertai introspeksi diri atas apa saja yang telah dilakukan selama ini.
Kebakaran lahan dan asap memang musibah yang terjadi setiap musim kemarau. Namun bisa jadi ini merupakan bentuk teguran dari Allah atas kesalahan dan kelalaian yang telah diperbuat manusia.