Senin 12 Oct 2015 13:04 WIB

Hujan Matikan Titik Kebakaran di Taman Nasional Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu
Foto: WIKIPEDIA
Taman Nasional Lore Lindu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Semua titik kebakaran hutan di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) sudah padam.

"Ada tiga titik kebakaran di dalam kawasan dan semuanya kini sudah padam," kata Kepala TNLL Ahmad Yani di Palu, Senin.

Ia mengatakan faktor utama yang menyebabkan api padam karena dalam beberapa hari ini hujan mengguyur wilayah kawasan taman nasional itu.

Ia menjelaskan titik api di sekitar Desa Leban Tongoa, Tongoa dan Kamarora sudah padam total.

Tiga lokasi kebakaran di dalam kawasan lindung tersebut merupakan zona habitat berbagai satwa, termasuk beberapa diantaranya satwa endemik Sulawesi.

Satwa endemik Sulawesi meliputi burung maleo, babi rusa, tarsius dan anoa. Bahkan di Desa Kamarora dan Kadidia terdapat pula penangkaran tarsius.

Menurut Yani, kebakaran hutan dikkawatirkan mengancam habitat berbagai satwa yang menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan nusantara dan manca negara berkunjung ke obyek wisata yang ada di dalam kawasan.

Yani menambahkan titik kebakaran hutan sudah padam sejak Ahad (11/10).

Sekarang ini sudah tidak terlihat lagi adanya kumpulan asap yang menjulang tinggi di kawasan itu seperti yang terjadi pada hari-hari sebelumnya.

Gideon, seorang tokoh agama di Desa Kamarora membenarkan titik api sudah padam.

Ia mengatakan api padam setelah beberapa hari ini diguyur hujan deras.

Menurut dia, jika hujan tidak turun, kemungkinan besar kebakaran hutan di kawasan lindung tersebut belum juga padam, sebab lokasinya cukup sulit dijangkau.

Luas areal hutan Taman Nasional Lore Lindu yang terbakar seluruhnya mencapai 18,5 hektare.

Areal seluas itu tersebar di beberapa titik kebakaran di wilayah Kabupten Poso dan Sigi.TNLL terletak sebagian di Kabupaten Poso dan sebagian lagi di wilayah Sigi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement