Kamis 15 Oct 2015 13:06 WIB

BMKG: 315 Titik Panas Selimuti Pulau Sumatra

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9).
Foto: Antara
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 315 titik panas yang tersebar di lima provinsi di Pulau Sumatera pada Kamis (15/10) pagi.

Berdasarkan pencitraan BMKG melalui Satelit Terra dan Aqua di Pekanbaru pada pukul 05.00 WIB titik panas terbanyak terpantau di Provinsi Sumatera Selatan dengan 221 titik.

"Selanjutnya di Jambi 28 titik, Riau empat titik serta Lampung satu titik panas," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.

Sugarin menjelaskan titik panas di Riau terpantau berada di Kabupaten Indragiri Hilir. Menurutnya seluruh titik panas yang terpantau di Riau tersebut dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Dalam beberapa pekan terakhir jumlah titik panas maupun titik api di Riau dipastikan nihil, namun sejak Rabu (14/10) kembali terdeteksi titik api yang diduga merupakan lahan bekas terbakar yang kembali terbakar akibat cuaca panas.

Sementara itu, pantauan BMKG terhadap kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di empat kabupaten relatif membaik meski di Pelalawan jarak pandang berkisar 600 meter.

"Di Pekanbaru jarak pandang terpantau 1.200 meter, Rengat 1.000 meter dan Dumai 3.000 meter," ujarnya.

Kepala BPBD Riau Edwar Sanger menjelaskan bahwa penanganan karhutla di Riau relatif berhasil. Ia menjelaskan kabut asap yang menyelimuti daerah tersebut dalam dua bulan terakhir merupakan kiriman dari Provinsi Sumsel.

Ia menjelaskan bahwa asap di Riau akan segera hilang jika penanganan serius di sektor "Hulu" bisa ditangani serius. "Kabut asap ini adalah kiriman dan akan segera hilang jika di "sumber asapnya" dapat ditangani serius," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement