REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Tour de Singkarak (TDS) 2015 yang telah berlangsung 3 sampai 11 Oktober di Sumatera Barat dinilai berlangsung sukses. TDS yang diikuti peserta dari 36 negara itu berpotensi mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) di masa mendatang.
Pengamat Pariwisata Herdi Syahrasad mengatakan, kehadiran sekian banyak peserta, officials, dan panitia di Sumbar selama TDS berlangsung telah memberikan dampak langsung terhadap perekonomian setempat.
“Itu ditandai dengan belanja peserta selama mereka menginap, belanja keperluan sehari-hari atau pun buah tangan untuk dibawa pulang ke negara masing-masing,” ujar Herdi, yang juga pengajar di Universitas Paramadina, dalam keterangannnya, Jumat (16/10).
Herdi menambahkan, tujuan perhelatan TDS tentu bukan sekadar jangka pendek seperti itu. “Yang terutama menjadi target adalah dampak jangka panjangnya, yakni sebagai ajang promosi pariwisata mancanegara,” ungkapnya.
Menurut dia, berdasarkan analisis data selama 3 tahun terakhir, TDS telah mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumatra Barat.
Optimisme Herdi diperkuat data pemerintah. Menurut Menteri pariwisata Arief Yahya, catatan di kementeriannya menunjukkan, ada kenaikan kedatangan wisman dari 32.768 pada tahun 2012 menjadi 44.135 pada tahun 2013.
Jumlah itu kemudian menjadi 58.223 pada 2014 lalu. “Dengan kata lain, dalam 3 tahun ada peningkatan 77,6 persen. Diharapkan tahun ini akan meningkat lebih signifikan lagi,” kata Menteri Arief, optimistis.
Arief meminta semua pihak untuk mengoptimalkan dampak jangka panjang tersebut. Ia menegaskan, semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah, harus menggelar aktivitas-aktivitas tambahan yang kreatif.
“Misalnya, mengadakan kegiatan-kegiatan yang membuat para peserta memiliki kenangan lebih, sehingga mereka tertarik datang kembali, sekaligus terlibat mempromosikan pariwisata Sumatra Barat,” papar Arief.
menurutnya, dengan atraksi tambahan plus promosi di dalam negeri itu juga diharapkan bisa meningkatkan jumlah penonton dalam negeri.
Peningkatan penonton itu penting untuk meningkatkan peringkat TDS. Seperti diketahui, saat ini posisi TDS berada pada peringkat lima dunia. Peringkat puncak masih ditempati Tour de France.
Arief optimistis, jika posisi TDS naik signifikan, hal itu akan berdampak sangat kuat terhadap pariwisata Sumatra Barat. Dalam konteks promosi inilah, menurut Arief, ke depan Kemenpar akan menggunakan strategi electronic engagement.
Strategi tersebut adalah memanfaatkan sosial media dengan sentuhan personal, baik pada wisatawan domestik maupun manca negara.
Arief melakukan kalkulasi sederhana. Jika ada 100 peserta luar negeri, katakanlah memiliki akun Twitter dan Instagram mereka, gampangnya masing-masing memiliki 1.000 followers. “Apabila kita kirim foto-foto eksotis Sumatra Barat, akan ada 100 ribu orang yang melihat foto-foto tersebut. Katakanlah separuh yang me-retwitt dan masing masing punya 100 followers, maka ada 5 juta orang yang melihat keindahan alam Sumatra Barat.”
Dengan mengambil asumsi kecil, satu persen tertarik mengunjungi Sumatra Barat dengan masing-masing berkelompok tiga orang, angka kunjungan ke Sumbar melonjak menjadi 150 ribu orang.