Jumat 16 Oct 2015 15:10 WIB
Final Piala Presiden

Imbauan Kapolda Metro: Bobotoh tak Gunakan Simbol Persib

Rep: C26/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (tengah).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengunjungi Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/10). Kedatangannya kali ini dalam rangka rapat koordinasi menjelang pertandingan final Piala Presiden dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Tito menyebut suporter yang datang diprediksi akan sangat banyak. Tidak hanya dari Bandung tapi dari sekitar. Bahkan tidak memungkiri pendukung yang biasa disebut Bobotoh datang dari sekitar Jabodetabek.

Untuk menghindari kerusuhan, Tito mengimbau Bobotoh untuk tidak menggunakan atribut Persib Bandung. Hal ini untuk menghindari kerusuhan pecah karena ulah oknum tidak bertanggung jawab. Terutama bagi suporter yang tidak mendapat pengawalan kepolisian.

"Teman-teman dukung Persib yang akan datang sebaiknya tidak menggunakan simbol-simbol atau kaus Persib," kata Tito di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (16/10).

Dia menyarankan, atribut-atribut klub kesayangan sebaiknya digunakan saat pertandingan berlangsung di stadion Gelora Bung Karno (GBK) saja. Agar di perjalanan tidak ada serangan yang tiba-tiba dilemparkan ke suporter.

Untuk yang datang dari Jawa Barat, mantan Kapolda Papua ini juga mengimbau untuk tidak datang perseorangan. Lebih baik bergabung dengan satu kelompok besar menggunakan bis. Jadi bisa mendapat pengawalan dari petugas kepolisian

Ia menyebut pihaknya akan menurunkan hampir 10 ribu personel kepolisian yang berjaga di sekitar GBK. Ditambah lagi yang akan mengamankan rute-rute Jakarta lainnya. "Saya sudah minta Kapolres untuk menyiagakan seluruh anggotanya, walaupun itu hari minggu hari libur," ujarnya.

Kedatangan Tito ke Balai Kota ditemani ketua Steering Comitee Maruarat Sirait. Setelah berbincang sejenak di ruang tamu gubernur, keduanya beserta Gubernur Ahok pergi menuju Mapolda di Semanggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement