REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA – Perilaku homoseksual bukanlah berasal dari faktor genetik. Teori tabula rasa yang dikemukakan oleh John Locke menyebutkan bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan suci bersih.
“Lingkunganlah yang bisa membentuk seseorang menjadi manusia yang baik, hebat, ataupun berperilaku homoseksual,” ujar sosiolog sekaligus Wakil Rektor Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Musni Umar, Jumat (16/10).
Nabi Muhammad SAW puntelah bersabda bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Artinya, pengaruh lingkungan sangat menentukan perilaku seseorang. “Kalau setiap hari bergaul dengan homoseksual, maka bisa juga menjadi homoseksual,” ucapnya.
Pria kelahiran Kendari, 12 Juni 1953 ini mengatakan sangat penting untuk menjaga agar praktik homoseksual tidak meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Caranya yakni dengan melakukan pembinaan mulai dari lingkup keluarga. Orang tua harus menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak kecil. “Hanya pendidikan agama yang bisa mencegah perbuatan homoseksual,” kata Musni.
Selain itu harus ada pula pendidikan pencegahan homoseksual mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Tidak perlu masuk ke dalam mata pelajaran, namun tenaga pengajar harus menyampaikan nilai-nilai yang mampu mencegah tindak homoseksual maupun perbuatan tercela lainnya.
“Gunakan waktu sepuluh menit untuk memberi pengarahan, pencerahan, pencerdasan, serta penanaman nilai-nilai yang merujuk pada Pancasila,” ujarnya. Ini karena berdasarkan sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, terselip makna bahwa setiap warga negara harus menjalankan ajaran agama masing-masing. ''Poin ini sangat penting supaya dapat memandu masyarakat agar hidup dengan benar,'' ujar Musni.