Rabu 21 Oct 2015 16:54 WIB
Piala Presiden

Ini Klarifikasi Sekjen Jakmania tentang Ajakan Tolak Persib

Rep: C21/ Red: M Akbar
 Suporter Persija Jakarta atau Jakmania.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Suporter Persija Jakarta atau Jakmania. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Status tersangka yang ditetapkan Polda Metro Jaya terhadap Sekjen Jakmania melahirkan sejumlah klarifikasi. Setelah menyampaikan permintaan maaf secara tertulis, pria berinisial F ini juga menyampaikan klarifikasi perihal cuitannya di Twitter untuk menolak Persib. (Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Surat Permintaan Maaf Sekjen Jakmania

Sekjen Jakmania telah mencuit provokasi jelang bergulirnya final Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno pada Ahad lalu. Dalam laga tersebut, Persib berhasil keluar sebagai juara. (Baca Juga: Kalahkan Sriwijaya FC 2-0, Persib Juara Piala Presiden)

Berikut adalah surat klarifikasi terkait sang sekjen terkait cuitannya yang dianggap provokatif melalui Ketua Tim Advokasi Suporter Indonesia, Muhammad Halim yang membacakannya di Jakarta, Rabu (21/10).

Pertama, pernyataan saya terkait dengan tolak Persib adalah bentuk kontribusi dan kritikan saya untuk mensukseskan final piala Presiden 2015 di Jakarta, khususnya keberadaan Persib di Jakarta. Sehingga saya berinisiatif untuk mengingatkan betapa tidak kondusifnya jika pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta.

Kedua, saya mengakui beberapa pernyataan saya dapat menimbulkan persepsi provokatif. Hal tersebut adalah kekhilafan saya, karena tidak menyadari posisi saya sebagai Sekjen The Jack Mania dan sensifitas isu yang saya tweetkan.

Ketiga, yang merupakan paling penting adalah Bandung adalah saya dan saya adalah Bandung. Bandung adalah rumah kedua saya, karena lebih dari 10 tahun saya hidup, belajar dan membina hubungan dengan banyak komunitas di Bandung. Banyak kawan-kawan saya adalah pendukung Persib Bandung.

Saya yakin persoalan Persib dan Persija adalah perseteruan yang berakar urat sangat dalam, dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu satu malam. Layaknya sebuah kelompok, The Jack Mania ataupun Bobotoh pasti terdapat elemen-elemen garis keras.

Dari pernyataan-pernyataan di tweet saya, saya melihat kondusifitas Piala Presiden 2015 menjadi tidak kondusif di Jakarta. Saya hanya mengpresiasikan agar Piala Final Presiden 2015 tidak dilaksanakan di Jakarta.

Lagi-lagi saya melakukan kekhilafan, sebagai Sekjen Jakmania seharusnya menyampaikan peran saya secara proposional dan melalui jalur yang benar terkait dengan situasi yang ada.

Saya juga menyampaikan kedepannya, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membina The Jack Mania menjadi suporter yang baik dan tertib. Tujuannya agar menjadikan sepakbola sebagai alat pemersatu bukan memecah belah bangsa. Lebih lanjut saya akan mengadakan upaya-upaya rekonsiliasi antara The Jack Mania dengan Bobotoh untuk menghilangkan operseteruan yang ada, agar kami sebagai basis suporter terbesar di Indonesia dapat menciptakan iklim persepakbolaan yang kondusif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement