REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Para keluarga di Korea Utara dan Korea Selatan yang terpisah selama lebih dari 60 tahun akibat perang mengucapkan selamat tinggal yang traumatis, Selasa (20/10).
Sebagian besar dari mereka menganggap reuni itu sebagai pertemuan terakhir. Pada hari ketiga dan terakhir reuni mereka yang emosional dan terlalu singkat di sebuah resor Korea Utara, para keluarga diberi waktu dua jam terakhir di pagi hari untuk mengucapkan selamat tinggal.
Beberapa diantaranya terus berdekatan satu sama lain, sementara lainnya berusaha memperlihatkan wajah berani sesaat sebelum kepergian mereka, menggenggam tangan dan menyeka air mata saat mereka duduk di area perjamuan resor tersebut.
Seorang perempuan lanjut usia Korea Utara menjaga perasaannya untuk tetap semangat dan menantang semua orang beradu panco untuk memamerkan kekuatan fisiknya.
Itu adalah yang kedua kalinya kegiatan tersebut diadakan dalam lima tahun terakhir, dan interaksinya sangat dijaga ketat, dengan hanya dua jam selama enam kali pertemuan, termasuk pertemuan di aula umum dan pertemuan tertutup masing-masing tanpa kamera televisi.
Hampir 400 warga Korea Selatan dan 140 anggota keluarganya berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Total waktu pertemuan yang hanya 12 jam benar-benar sangat singkat setelah perpisahan selama 60 tahun karena Perang Korea pada 1950-53.