Kamis 22 Oct 2015 19:59 WIB

Sambut Hari Santri, NU Depok Kirim 1.000 Santri

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) kembali ke tempat duduknya setelah mendeklarasikan Hari Santri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/10).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) kembali ke tempat duduknya setelah mendeklarasikan Hari Santri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (22/10). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guna meramaikan Hari Santri Nasional, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Depok mengirimkan 1.000 santri dari berbagai Pesantren Depok.

Iring-iringan bus yang membawa santri tersebut menuju tempat puncak acara peringatan Hari Santri di Tugu Proklamasi dan Masjid Istiqlal.

"Kita kirimkan 1.000 santri dari Pesantren Al-Hamidiyah, Qotrun-Nada dan Pesantren lainnya. Sebanyak 600 santri kita fasilitasi dengan bus, selebihnya mereka swadaya berangkat dengan kendaraan umum dan pribadi," ujar Ketua PC NU Depok Raden Salamun Adiningrat di Depok, Kamis (22/10).

Selain mengirimkan santri, Salamun mengaku sejumlah Pesantren juga mengadakan acara sendiri seperti Pesantren As-Sa'adah menggelar pawai, pesantren lainnya istigotsah dan sebagainya.

"Hari Santri  merupakan sebuah pengakuan jujur dari Presiden Jokowi pada santri dalam merebut dan mengawal kemerdekaan. Para santri diakui keberadaannya oleh Pemerintah. Moment ini bisa sebagai motivasi, santri untuk bisa berkiprah di Indonesia," paparnya.

Menurut Salamun, santri harus sadar peran mereka dinanti masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka menjadi inspirasi dan selama ini dikenal dengan tafaqquh fid din (mendalami agama Islam).

Saat ini, lanjutnya, santri harus mengisi berbagai aspek dalam pembangunan. "Dengan karakter yang dimiliki, turut serta dalam terbentuk proses pembangunan Indonesia lebih baik," harapnya.

Pimpinan Pesantren Qotrun-Nada, Cipayung, KH. Burhanuddin Marzuki mengaku mengirimkan sebanyak enam bus untuk menghadiri acara puncak peringatan tersebut.

Dirinya menilai sudah saatnya santri harus menunjukkan jati dirinya. "Jangan pernah malu mengaku diri sebagai santri tapi banggalah dirimu sebagai santri," pungkas Buranuddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement