REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Ada kejutan pada kompetisi Ligue 1 pekan ini. Nama Hatem Ben Arfa muncul ke permukaan usai tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sementara di kompetisi kasta tertinggi di Prancis tersebut dengan tujuh gol bersama klubnya, Nice. Nama pemain berusia 28 tahun itu bersanding dengan penyerang Marseille, Michy Batshuayi.
Terakhir, Ben Arfa membantu Nice mengalahkan Rennes 4-1 di kandang lawan pekan lalu. Satu golnya dari jarak dekat membantu skuat Claude Puel memetik tiga poin sehingga merangkak ke papan atas klasemen sementara Ligue 1. Hingga pekan ke-10, Nice berada di posisi kelima dengan raihan 17 poin dari sembilan pertandingan.
Ini adalah pertama kalinya nama Ben Arfa menjadi buah bibir sejak ia memperkuat Newcastle United beberapa tahun lalu. Sejak dipinjamkan ke Hull City awal musim lalu, kemudian dilepas pada pertengahan musim sehingga berstatus tanpa klub, pemain yang pernah memperkuat tim nasional Prancis di Piala Eropa 2012 itu seolah menghilang ditelan bumi.
Sempat direkrut Nice pada Januari 2015, Ben Arfa tidak serta-merta bisa memperkuat klub berjuluk Les Aiglons itu. Hal itu dikarenakan ia terkendala aturan dimana seorang pemain tidak bisa memperkuat tiga klub yang berbeda dalam satu musim. Padahal musim itu ia sudah pernah bermain untuk Newcastle dan Hull. Beruntung, Nice akhirnya tetap merekrutnya pada awal musim 2015/2016 ini.
Kualitas Ben Arfa sebagai seorang pemain sepak bola sebenarnya sudah tak diragukan lagi. Berbekal kecepatan dan teknik tinggi dalam mengolah si kulit bundar, ia sempat disandingkan dengan para jagoan di lapangan hijau lainnya, termasuk megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Ia adalah bagian dari generasi emas Prancis yang lahir pada tahun 1987. Beberapa nama di antaranya adalah Karim Benzema, Samir Nasri, dan Jeremy Menez. Bahkan, Ben Arfa pada awalnya disebut-sebut lebih berprospek cerah ketimbang tiga pemain tersebut.
Sayang, di saat karier ketiga rekannya tersebut cemerlang bersama klub-klub besar, Ben Arfa justru masih kesulitan tampil konsisten bersama klub-klub semenjana. Sepanjang kariernya, pemain keturunan Tunisia itu hanya tampil untuk klub-klub mediocre seperti Olympique Lyon, Marseille, Newcastle United, Hull City, dan Nice.
Dilansir ESPN FC, kelemahan Ben Arfa salah satunya adalah memiliki temperamen seperti anak kecil. Ia disebut ingin bermain sepak bola sesukanya sendiri seperti saat ia memulai bermain di daerah pinggiran Prancis bertahun-tahun lalu. Tak heran, ia sering bersitegang dengan para pelatih yang menanganinya, sebut saja Laurent Blanc, Alan Pardew, hingga Steve Bruce.
Akan tetapi kini, di usia telah menginjak 28 tahun, ia telah menunjukkan tanda-tanda kedewasaan. Pelatih Nice saat ini, Claude Puel, pun disebut-sebut menjadi otak di balik kembalinya Ben Arfa. Hal itu pun diakui pemain kelahiran Clamart, Prancis, tersebut.
"Saya tumbuh dewasa dan memiliki banyak pengalaman. Saya menemukan keseimbangan permainan yang lebih baik dan bersenang-senang di Nice. Kami bermain sepak bola yang bagus dan memiliki manajer yang hebat," tutur Ben Arfa.
Performa ciamiknya dalam beberapa laga membuat Ben Arfa disebut-sebut bakal dipanggil lagi ke tim nasional Prancis. Apalagi, negaranya akan menjadi tuan rumah pada perhelatan Piala Eropa 2016 tahun depan.
Namun, Ben Arfa enggan jemawa. Apalagi musim 2015/2016 belum mencapai separuh jalan. Saat ini ia hanya ingin memfokuskan diri bermain sebaik mungkin bersama klubnya sebelum memikirkan kembali ke Les Bleus. "Mari jangan terlena. Masih terlalu dini (untuk kembali) ke tim nasional. Untuk mencapai itu, saya harus bermain baik secara reguler," ujar pemain beragama Islam itu.
Profil Hatem Ben Arfa
Nama Lengkap: Hatem Ben Arfa
Tempat dan Tanggal Lahir: Clamart, Prancis, 7 Maret 1987
Tinggi: 178 sentimeter
Posisi: Winger
Klub:
2004-2008 Lyon
2008-2010 Marseille
2010-2011 Newcastle (pinjaman)
2011-2015 Newcastle
2014-2015 Hull City (pinjaman)
2015-sekarang Nice
Tim Nasional:
2007-sekarang Prancis