Ahad 25 Oct 2015 15:05 WIB

Langit Jakarta Mulai Tertutup Asap Karhutla

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Teguh Firmansyah
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan telah menyebar luas hingga ke Jakarta. Sebaran asap sangat tergantung pada arah angin.

Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada Ahad (25/10) pukul 08.30 Wib, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia tertutup asap tipis hingga tebal.

"Hanya Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, NTT, Sulut, Maluku Utara dan bagian utara Papua saja yang tidak tertutup asap," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Asap tebal masih mengepung beberapa daerah. Pada pukul 09.00 Wib, jarak pandang  di Padang 200 meter berasap, Pekanbaru 1.000 meter berasap, Jambi 900 meter berasap, Palembang 200 meter berasap, Pontianak 800 meter berasap, Ketapang 200 meter berasap, Palangkaraya 100 meter berasap, dan Banjarmasin 400 meter berasap.

Ia memgatakan, Pasokan asap dari ttik nyala juga masih besar. Titik api pantauan satelit Terra & Aqua pada Ahad pagi ada 1.187 hotpsot.

Kualitas udara (PM10) di Pekanbaru 570 berbahaya,  Jambi 518 Berbahaya, Palembang 325 Sangat Tidak Sehat, Pontianak 169 Tidak Sehat, Banjarbaru 73 Sedang, Samarinda 147 Sedang, dan Palangkaraya 1.511 Berbahaya.

Asap tipis menutup langit Jakarta sudah berlangsung sejak Jumat (23/10) hingga sekarang. Partikel halus dari asap tipis ini melayang di atmosfer pada ketinggian sekitar 1.000-3.000 meter. Pada pagi hari kelihatan lebih tebal karena bercampur dengan kabut atau uap air. Masyarakat tidak ada yang perlu khawatir dengan adanya sebaran asap tipis dari kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Sifatnya temporer, yang mudah berubah setiap saat tergantung pada arah dan kecepatan angin," ucapnya. Ia juga mengatakan, kualitas udara di Jakarta saat ini masih normal hingga sedang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement