REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengingatkan warga untuk tidak melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Hal ini setelah terjadi letusan Gunung Baru Jari atau anak Gunung Rinjani, Ahad (25/10).
"Warga jangan mendaki dulu, hingga adanya status aman yang disampaikan oleh pemerintah setempat, karena saat ini masih terjadi erupsi," kata Kepala BPBD Kota Mataram H Supardi, Senin (26/10).
Supardi yang ditemui di sela kegiatan mengikuti tes asesmen di kantor Wali Kota Mataram juga mengimbau, kepada wisatawan mancanegara dan domestik terutama umat Hindu yang melakukan upacara keagamaan mulang pekelem disarankan untuk tidak naik lagi, sebab kondisi masih dalam keadaan waspada.
Menurut dia, sejauh ini dampak dari erupsi Gunung Baru Jari di Kota Mataram memang belum ada, namun demikian pihaknya tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
"Yang namanya bencana kita tidak pernah tahu kapan akan terjadi, karena itu kita harus tetap waspada," katanya lagi.
Dikatakan, sejauh ini tim dari Kota Mataram belum ada yang diturunkan untuk membantu proses evakuasi dan pengamanan di kawasan Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur.
Tim yang siaga di kawasan Gunung Rinjani adalah tim SAR dan BPBD Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara. Tetapi, lanjut dia, jika terjadi satu kondisi yang gawat dan membutuhkan bantuan segera, tim Kota Mataram siap memberikan bantuan.
"Jika saat ini kita belum dilibatkan, mungkin tim SAR dan BPBD kabupaten masih dapat mengatasi kondisi yang ada. Tapi, tim kami siap meluncur kapanpun dibutuhkan," katanya.
Diketahui, sekitar pukul 10.45 WITA Minggu (25/10) Gunung Baru Jari dengan ketinggian 2.376 mdpl dilaporkan meletus dengan mengeluarkan asap dan debu. Letusan anak Gunung Rinjani ini merupakan letusan kedua, setelah sebelumnya meletus pada sekitar bulan Mei 2009.