Selasa 27 Oct 2015 16:53 WIB

Evolusi Gaya Arsitektur Masjid di Era Modern

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Mihrab masjid.
Foto: blogspot.com
Mihrab masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid pertama yang didirikan di daerah penaklukan Islam adalah mas jid di Bashrah yang dibangun oleh Utbah ibn Ghazwan pada 637- 638 M. Selain membangun masjid, Utbah menjadikan kota di Irak tersebut sebagai markas pasukan Muslim pada musim dingin. Masjid tersebut dibangun di sebuah lokasi terbuka yang dikelilingi rerumputan dengan menggunakan tanah liat dan batu bata yang dikeringkan oleh sinar matahari dan anyaman rumput sebagai atap.

Pada 638-639 M, Muawiyyah merenovasi masjid tersebut dengan me nambahkan sebuah bangunan berupa beranda dengan gaya arsitektur Sasaniyah dengan ciri utama kubah melengkung atau lonjong, lorong-lorong berbentuk setengah lingkaran, menara spiral, langit-langit utama yang melengkung, keramik dinding berglasir, dan atap berlapis logam.

Sedangkan di Afrika, masjid pertama yang dibangun oleh sahabat Amr Ibn al-Ash di Fustat, Mesir, pada 642 M mempunyai sebuah mimbar yang dibuat dan dihadiahkan oleh Raja Nubia (Sudan) yang beragama Kristen. Dalam bentuk aslinya, mas jid yang dibangun Amr tersebut sama seperti dengan masjid lainnya, yaitu hanya terdiri dari bangunan segi empat sederhana tanpa mihrab dan menara.

Masjid lainnya di Mesir adalah masjid yang dibangun oleh Uqbah bin Nafi’ di Kairawan pada 670 hingga 675 M. Untuk pertama kalinya, hunian penduduk dibangun di sekitar masjid. Selain pelataran, atap, dan mimbar, terdapat sebuah bangunan yang belakangan ditambahkan dalam masjid, yaitu mihrab, maqshurah, dan menara.

Mihrab adalah bagian masjid yang menjadi penunjuk arah salat menjadi bagian utama dalam seni arsitektur masjid. Mihrab dipandang sebagai standar umum untuk menentukan kualitas seni lukis Islam yang terus mengalami perkembangan. Mihrab pada masjid Umayyah untuk pertama kalinya berbentuk setengah lingkaran dan bentuk pintu seperti tapal kuda.

Sedangkan, maqshurah adalah sebuah bangunan khusus disamping bangunan umum masjid didirikan pada zaman Muawiyyah selaku pen diri Dinasti Umayyah. Bangunan ter sebut merupakan sebuah ruangan ber pagar di dalam masjid sebagai tempat khusus untuk khalifah. Maq shurah biasanya digunakan para khalifah untuk mengasingkan diri dan atau untuk ber musyawarah.

Ada alasan khusus mengapa ruang an itu dibangun, yaitu untuk melindungi Muawiyyah dari usaha pembunuhan oleh kelompok Kha warij. Kelompok ekstrem ini sebe lumnya berhasil membunuh khalifah Ali Ibn Abi Thalib.

Selain ragam bangunan yang berkembang, arsitektur masjid juga diwarnai dengan hiasan yang indah. Tiga ruang utama dan sayap penyangga kubah Masjid Umayyah dihiasi mozaik hasil karya perajin Persia, India, dan seniman Yunani. Penggunaan marmer dan mozaik semakin memperkaya hiasan dindingdin ding masjid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement