REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI – Titik panas di Provinsi Jambi telah mencapai nol. Meski begitu, asap masih terus mengepung wilayah Jambi dengan tingkat yang tidak terlalu besar jika dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Kepala Badan Penanggulangan Daerah Bencana (BPDB), Arif Munandar mengatakan, pihaknya terus memantau bekas lokasi terbakar api terutama yang masih mengeluarkan asap. “Kami tetap patrol danj operasi udara terhadap wilayah-wilayah bekas terbakar api dan masih mengeluarkan asap,” ujar Arif kepada Republika.co.id, Kamis (29/10). Di lokasi itu, BPDB bersama Satgas penanggulangan bencana lainnya juga tetap melakukan wateringbombing.
Sudah tiga bulan lebih asap mengganggu kehidupan warga Jambi. Menurut Arif, untuk saat ini pemerintah dan pihaknya akan lebih fokus pada kesehatan. Hal ini karena masyarakat terutama anak-anak dan orang-orang rentan lainnya semisal lansia, bayi dan sebagainya sangat membutuhkan udara segar.
Untuk memberikan pelayanan baik untuk kesehatan masyarakat, Arif mengungkapkan, pemerintah pusat dan daerah telah memanggil dan mengumpulkan pimpinan kabupaten dan kota beberapa waktu lalu. Sebelumnya, pemerintah pusat yakni para menteri telah mengunjungi Jambi beberapa waktu lalu. Selain melakukan kunjungan, pemerintah pusat juga mengagendakan melakukan pertemuan dengan para wali kota dan bupati. Pertemuan ini membahas penanggulangan bencana asap termasuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui ‘rumah berudara sehat’.
Sejauh ini, menurut Arif, Jambi telah memiliki dua rumah berudara sehat atau rumah oksigen. Kedua tempat itu, yakni di asrama haji Kota Jambi dan PAUD Putro Paduko Bahalo. “Yang sudah siap baru dua itu,” kata dia.
Karena baru memiliki dua, pemeirntah Jambi dan pusat pun mengintruksikan agar wali kota dan bupati lainnya segera menyiapkan rumah berudara sehat. Dengan demikian, masyarakat bisa berkunjung dan mendapatkan udara segar nantinya.