REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Musyawarah Wilayah Muhammadiyah (Muswil) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan dipusatkan di Kota Palopo, 24 - 26 Desember mendatang untuk membicarakan isu-isu kebangsaan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haidar Nashir mengaku, bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah dan pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulsel sengaja menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, untuk menyampaikan rencana Muswil. Sekaligus mengundang Gubernur untuk membuka acara tersebut.
"Kedatangan kami untuk bersilaturahim dan menyampaikan terima kasih karena Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah berjalan sukses. Bahkan muktamar menjadi contoh bagi yang lain," kata Haidar di Kantor Gubernur, Rabu (28/10).
Haidar menjelaskan, dalam Muswil nanti akan dibicarakan beberapa isu strategis yang akan dilakukan Muhammadiyah dan Aisyiyah kedepan dalam mengonsolidasikan demokrasi, bela negara dalam konsepsi lebih luas serta pendekatan untuk menjadikan Indonesia kuat dari dalam.
Menurut Haidar, dalam setiap Muswil juga akan dibahas mengenai penguatan ideologi bangsa dan negara, serta Pancasila sebagai konsensus nasional. Haidar berharap, Muhammadiyah Sulsel bisa menjadi contoh kekuatan masyarakat yang bisa membela bangsa secara cerdas.
"Muhammadiyah akan melakukan penguatan capacity building masyarakat, memberi kekuatan kepada masyarakat agar mampu menjadi kekuatan terhadap isu trafficking, kekerasan, hingga pedofilia,” ungkap Haidar.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mendukung penuh kegiatan yang akan dilaksanakan Muhammadiyah. Syahrul pun mengusulkan, agar dalam Muswil nanti dilakukan penandatanganan Memorandum uf Understanding (MoU) antara Badan Pemberdayaan Perempuan, Muhammadiyah, dan Aisyiyah terkait kekerasan terhadap anak dan trafficking.
"Saya harap bisa hadir nanti. Pertemuan ini harus melahirkan rekomendasi terkait masa depan bangsa ke depan," kata Syahrul.