REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang Jarot Edi Sulistyono mengemukakan pembangunan Masjid Cheng Ho sama sekali tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Ada sekitar 15 item fasilitas umum yang akan dibangun di area Islamic Center dengan anggaran hampir Rp 100 miliar itu. "Namun khusus untuk Masjid Cheng Ho tidak menggunakan dana APBD, melainkan dana dari umat," kata Jarot di Malang, Jumat (30/10).
Sedangkan arsitektur masjid yang bakal mengadopsi Masjid Cheng Ho tersebut, dia mengatakan, ingga saat ini masih dalam proses pembahasan.
Jarot mengatakan pembangunan Islamic Center dengan dana hampir Rp100 miliar selama tiga tahun itu nanti diharapkan bisa multifungsi. Selain sebagai tempat ibadah juga untuk tujuan pariwisata religi karena ada ikon khusus masjid yang bisa jadi daya tarik.
Menurut dia, pembangunan Islamic Center tersebut mulai dianggarkan dalam APBD 2016 Rp 30 miliar dan tahun-tahun selanjutnya dana yang dianggarkan juga hampir sama.
Dana hampir Rp 100 miliar dipakai untuk membangun gedung pertemuan, asrama haji, ruang pelatihan, serta bangunan pendukung lainnya.
Sedangkan, bangunan masjid akan menghabiskan dana sekitar Rp 115 miliar tanpa menggunakan APBD sama sekali.
Karena masjid tersebut untuk umat, Wali Kota Malang Moch Anton akan menggali dana dari umat. Ia mengatakan salah satu sumber dana yang bakal dimaksimalkan adalah dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Oleh karena itu, Pemkot Malang akan membentuk panitia untuk pembangunan Masjid Cheng Ho di area Islamic Center tersebut.
Dana yang dikumpulkan dari masyarakat, lanjutnya, harus bisa dipertanggungjawabkan.
Islamic Center dibangun di Kecamatan Kedungkandang dan berdekatan dengan Gelanggang Olah Raga Ken Arok itu diperkirakan akan membutuhkan lahan sekitar 5,5 hektare yang merupakan aset Pemkot Malang.