REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun GAW Koto Tabang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar) melaporkan pantauan satelit Terra & Aqua pada Selasa pukul 06.00 WIB terdapat 200 titik panas di Sumatera.
"Titik panas ini 165 titik di Sumatra Selatan, 16 titik di Kepulauan Bangka Belitung, 12 titik di Lampung dan tujuh titik di Jambi," kata Kepala Seksi Meteorologi BMKG GAW Koto Tabang, Budi Satria, saat dikonfirmasi dari Padang, Selasa (3/11).
Ia mengatakan jumlah ini mengalami peningkatan dari pantauan satelit Terra & Aqua pada Senin (2/11) yang hanya mendeteksi tujuh titik panas di Sumatra. Sebaran titik panas yang masih terpantau di bagian selatan Sumatra ini masih akan memberikan pengaruh terhadap kualitas udara di Sumbar, tapi dampaknya terminimalisasi oleh faktor hujan.
"Di Sumbar bagian Selatan, seperti Solok Selatan dan Dharmasraya diprediksi masih merasakan dampak kabut asap meski tidak sesignifikan minggu sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan pantauan konsentrasi PM10 pada pukul 07.00 WIB di Sumbar, khususnya daerah Bukittinggi, Agam, dan sekitarnya, kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berada pada kadar pencemaran 46 ug/m3 dan termasuk kategori baik.
Ia mengatakan, perkiraan cuaca pada Selasa (3/11) ialah meningkatnya peluang hujan di Sumatra, terutama di bagian utara dan tengah sehingga menyebabkan berkurangnya sebaran kabut asap. Selain itu, pada keesokan harinya, Rabu (4/11) diperkirakan adanya peluang hujan yang mulai merata di Sumatra, sehingga menyebabkan titik panas yang terpantau akan berkurang.
"Perkiraan hujan di Sumbar juga akan memberikan pengurangan dampak pada kabut asap di seluruh wilayah," ujar dia.
Sementara salah seorang warga Bukittinggi, Ratna (37), mengatakan hujan yang terjadi beberapa hari terakhir menyebabkan kabut asap di wilayah itu berkurang. Ia berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah asap di Sumatera bagian selatan sehingga kualitas udara yang sudah mulai membaik di daerah itu dapat dipertahankan.