REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Kelompok punk Myanmar mengkritik provokasi anti-Muslim yang dilancarkan gerakan Budhis radikal. Kritik itu mereka sampaikan melalui lagu.
"Ini ditujukan untuk Wirathu, lihat apa yang kalian lakukan," teriak seorang penyanyi menyindir Biksu Budhis Radikal sebelum menyanyikan lagunya di hadapan para fans.
Band Punk Side Effect merupakan salah satu kelompok rock popular di Myanmar. Peluncuran lagu Side Effect itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan berbau agama jelang agama.
Pada akhir Agustus lalu, Presiden Myanmar Thein Sein menyetujui paket hukum yang dianggap menyudutkan Muslim. Aturan itu diajukan oleh kelompok Biksu yang dikenal dengan nama Ma Ba Tha. Mereka menilai Muslim mencoba mengambil alih negara itu.
"Terdapat kelompok Budhis Nazi," ujar Darko C, penyanyi utama yang juga gitaris. "Ini memalukan bagi negara kita."
Darko menulis lagu pertama tentang nasionalisme Budhis setelah kekerasan di Meiktila pada 2013. Ia mengakui kunjungannya ke barat Rakhine telah mengubah persepsinya tentang minoritas Muslim Rohingya. Sebelumnya, seperti Budhis lain ia juga melihat Rohingya sebagai imigran ilegal.