REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa melakukan aksi teatrikal di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (02/11). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada korban bencana asap yang selama ini terjadi di Indonesia.
Dalam aksi teatrikal yang diikuti oleh seluruh Staf LKC Dompet Dhuafa Aceh dan anggota Dompet Dhuafa Volunteer ini menceritakan tentang penderitaan masyarakat terhadap bencana asap seperti, ibu hamil yang stress dengan kondisi hidup ditambah dengan kesehatannya yang memburuk.
Ada juga seorang yang menangisi bayinya yang sakit-sakitan, dan seorang warga sedang sesak dan mau pingsan akibat bencana asap yang terjadi di Indonesia namun karena fasilitas kesehatan yang minim, akhirnya tak bisa diselamatkan.
“Aksi melawan asap ini adalah solidaritas kami sebagai warga aceh untuk sesama bangsa Indonesia yang mengalami bencana asap yang sudah hampir sebagian besar daerah di Indonesia,” kata Koordinator Aksi dr Muhammad Ilham
Pada kesempatan tersebut, Pria yang menjabat sebagai Direktur LKC Dompet Dhuafa Aceh ini menyampaikan ucapan terima kasih kami kepada semua elemen yang terlibat dalam penangulangan bencana asap, “Termasuk pemerintah, TNI, Polri, wartawan, serta masyarakat yang telah berkontribusi dalam penanggulangan asap,” ungkapnya.
Kemudian, Ia menegaskan bahwa pemerintah harus menegakkan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan harus konsisten serta tanggap terhadap proses penanggulangan korban kabut asap yang terjadi. “Selain itu dalam proses perlindungan hutan terhadap pembakaran kembali butuh dukungan semua pihak, tidak bisa kita serahkan tanggung jawan ini sepenuhnya ke pemerintah,” tandasnya mengakhiri
Seperti diketahui, Pekatnya kabut asap di daerah sekitar Sumatera dan Kalimantan telah mempengaruhi jumlah penderita kesehatan khususnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Data dari Kementerian Kesehatan RI periode 23 Oktober 2015, sebanyak 503.874 orang di Sumatera dan Kalimantan terkena penyakit ISPA akibat paparan asap. Bahkan bencana tersebut juga telah mengakibatkan 19 orang meninggal dunia.