REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Alquran dan Hadis Universitas Al Azhar Kairo, Mesir dan Universitas Ummul Quro Makkah, Arab Saudi, Prof Dr Muhammad Ibn Muhammad Abu syahbah mengungkapkan, salah satu yang menyedihkan dari perilaku Ibn Saba' adalah dia mendapatkan pengikut-pengikut yang patuh dari sebagian umat, terutama penduduk Mesir.
Si Yahudi yang penuh tipu daya ini berhasil membangkitkan huru-hara yang berakibat kepada khalifah ketiga, Utsman bin Affan terpenggal dari tubuhnya. Sayyidina Ali tidak memangku khilafah kecuali mendapatkan warisan yang dipenuhi dengan pertikaian.
Menurut Prof Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah dalam bukunya Israiliyyat & Hadits-hadits Palu Tafsir Alquran, sejak hari pertama penobatan khalifah Ali bin Abi Thalib, para pendukung Utsman bin Affan telah mengumumkan permusuhan terhadapnya.
''Huru-hara pun bergolak dan terjadilan berbagai perang sengit dan banyak di antara orang-orang terbaik dari kaum Muslimin yang gugur dalam peperangan tersebut,'' ungkap Prof Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah.
Akibat dari itu, sambung Prof Muhammad, lalu muncullah kelompok lain, Khawarij yang tidak ridha menerima dasar hukum antara Ali dan Muawiyah. ''Akhirnya, huru-hara menghancurkan sendi lain di antara sendi-sendi Islam, yaitu wafatnya khalifah keempat,'' jelasnya.
Menurut Prof Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, umat Islam terpecah belah menjadi beberapa sekte dan golongan. Penyakit umat-umat terdahulu pun mulai kembali menjangkit.
''Huru-hara bersumber dari beberapa golongan, seperti Syiah yang membela Sayyidina Ali, Utsmaniyah yang membela Sayydina Utsman, Khawarij yang memusuhi Syiah dan lainnya, serta Marwaniah yang membela Muawiyah dan Bani Umayyah.''
Sebagian mereka, kata Prof Muhammad, membolehkan diri untuk mendukung hawa nafsu dan mazhab mereka dengan hal-hal yang dapat menguatkan golongan mereka. Dan, itu tidak lain ada dalam hadis dengan berbagai jenisnya yang memuat hukum-hukum, tafsir, sejarah, dan lainnya.