REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Mengenang, menghargai, dan semangat meneladani para pahlawan dinilai hanya bagian dari seremoni dan diingat saat Hari Pahlawan 10 November saja. Zona Marlina, mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) mengatakan, dirinya bukan termasuk orang yang apatis terhadap Hari Pahlawan.
Namun, kata Lina, efek Hari Pahlawan nyatanya seringkali tidak bertahan lama. "Kadang semangatnya hari itu aja. Hangat-hangat tahi ayam. Hari itu merasa mau lah buat perubahan untuk bangsa ini, seperti pahlawan dulu. Tapi besok-besoknya lupa lagi," kata perempuan yang biasa disapa Lina itu, saat ditemui Republika.co.id, Senin (9/11).
Mahasiswi jurusan Ilmu Keperawatan itu mengakui, peringatan Hari Pahlawan sebenarnya bertujuan untuk memberi dampak positif pada generasi pascakemerdekaan. Dengan diperingati setiap tahun, Lina mengatakan, generasi penerus bangsa selalu diingatkan akan perjuangan para pahlawan yang mempertaruhkan jiwa raganya demi Indonesia.
"Apalagi sekarang banyak generasi muda, generasi penerus yang kurang bisa menilai perjuangan para pahlawan. Nggak tertarik lah, lupa lah. Ini yang perlu diingatkan, gini loh perjuangan pahlawan kita dulu. Sebagai motivasi juga," jelas mahasiswi angkatan 2011 ini.