Jumat 13 Nov 2015 03:33 WIB

Saking Pentingnya Peran Ayah, Allah SWT Mengabadikannya dalam Surat Luqman

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Julkifli Marbun
Perbedaan pola asuh ayah dan ibu
Foto: storyeo.com
Perbedaan pola asuh ayah dan ibu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran ayah bagi perkembangan anak dan pembangunan bangsa melalui keluarga sangatlah penting. Makanya sampai diperingati Hari Ayah Nasional untuk mengingatkan pentingnya ayah bagi berlangsungnya kehidupan bangsa.

Ustaz Erick Yusuf mengatakan, ibu merupakan universitas kehidupan bagi seorang anak. "Sedangkan ayah adalah rektornya," katanya, Kamis, (12/11).

Ayah itu menjadi contoh bagi anak-anaknya. Menjadi teladan yang membuat akhlak menjadi ajeg dalam  pertumbuhan anak menjadi dewasa.

"Pentingnya peran ayah diabadikan Allah SWT dalam Surat Luqman. Di sana digambarkan seorang ayah yang sangat saleh di dalam Alquran yang menjadi pijakan atau ukuran bagaimana seorang ayah seharusnya mengajarkan pada anaknya," ujar Erick.

Wa-idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya'izhuhu yaa bunayya laa tusyrik billaahi innasysyirka lazhulmun 'azhiimun artinya, dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."  Surat Luqman : Ayat 13.

Kata-kata ya'izhuhu berasal dari kata wa'zh yaitu nasihat menyangkut berbagai kebaikan dengan cara menyentuh hati. Kata bunnayya adalah menggambarkan kemungilan.

Bunnayya berasal dari kata ibny atau  ibnu yakni anak laki-laki. Artinya Luqman menyampaikan pesan tentang kebenaran dengan bijak dengan kemasan dan cara yang baik didorong dengan kasih sayang yang besar.

"Begitulah seharusnya seorang ayah dalam mengajar anak-anaknya. Penuh kebijakan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement