REPUBLIKA.CO.ID, MALANG— Konferensi International Conference of Islamic Scholars ICIS ke-4 akan mendeklarasikan “Malang Message”. Ini sebagai respons terhadap problematika dunia Islam yang kian terpuruk.
Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi, mengatakan mengatakan mengatakan pemikiran moderat akan tergerus oleh pemikiran radikal dan liberal jika tidak dikelola dengan baik. Perlu ada upaya sistemik menangani ancaman terorisme dan anti-terorisme yang berwujud islamofobia dalam saat yang bersamaan. Publik internasional seolah dipaksa untuk memihak satu dari kedua fenomena itu.”Jika tidak segera diurai maka ancaman yang diakibatkan akan berkelanjutan,” paparnya dalam pembukaan Konferensi ICIS ke-4 di Malang, Senin (23/11).
Mantan ketua umum PBNU ini menyebutkan, tak ada jalan lain untuk mengurai dua fenomena mengkhawatirkan itu kecuali pertama, kembali menerapkan Islam sesuai wajah aslinya yang ramah, bukan marah seperti yang telah disalahpahami oleh sebagian kalangan Muslim. Kedua, meminimalisir gejolak islamofobia. Cara yang pertama dinilai lebih efektif dengan mempersipakan imunitas di internal umat Islam.
Ia menyebutkan, Islam di Asia Tenggara identik dengan wajahnya ramah seperti Indonesia, Malaysia, Brunia, dan Thailand Selatan. Ia berharap, para pemimpin ASEAN tidak terjebak dalam keberpihakan baik terhadap terorisme ataupun anti-terorisme.
Konferensi ICIS ke-IV yang berlangsung di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Jawa Timur ini berlangsung 23-25 November. Konferensi dengan tema “Upholding Islam as Rahmatan Lil Alamin (Blessing for Universe): Capitalizing Intellectuality and Spirituality toward the Better Life for Human Beings” ini dihadiri oleh 65 tokoh agama dan ulama berpengaruh dari 34 negara. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sempat dijadwalkan membuka perhelatan ini namun tertunda, berkenan untuk menutup konferensi tersebut.