Selasa 24 Nov 2015 09:51 WIB

Pengungsi di Yunani Gelar Aksi Jahit Mulut

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Seorang migran menangis menyaksikan rekannya menjahit mulutnya karena tidak diizinkan melintas di perbatasan Makedonia-Yunani, Senin, 23 November 2015.
Foto: reuters
Seorang migran menangis menyaksikan rekannya menjahit mulutnya karena tidak diizinkan melintas di perbatasan Makedonia-Yunani, Senin, 23 November 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, EIDOMI -- Pengungsi yang terjebak di perbatasan antara Yunani dan Macedonia melakukan protes dengan menjahit mulut mereka, Senin (23/11). Mereka melawan otoritas setempat yang melarang melanjutkan perjalanan.

Sekitar enam pria menjahit mulut mereka di dekat desa Eidomeni. Dikutip BBC, mereka terlihat seperti pengungsi dari Iran etnis minoritas Kurdi. Mereka menjahit mulut yang dalam keadaan tertutup.

Tertulis 'Just Freedom' di dahi dan dada mereka. Mereka duduk di jalur kereta di depan pasukan polisi anti huru hara. Pria dari Bangldesh dan Maroko juga ikut dalam aksi tersebut. Mereka mengaku sebagai migran ekonomi dan menolak penyaringan migran.

Ratusan migran lainnya juga melakukan protes karena otoritas Macedonia hanya membuka perbatasan untuk korban konflik. Pengendalian perbatasan Eropa diperketat sejak serangan Paris 13 November lalu.

Negara-negara Balkan mengatakan, pekan lalu bahwa mereka hanya akan membuka perbatasan untuk orang-orang yang terimbas perang seperti dari Suriah, Irak, dan Afganistan. Hal ini akhirnya membawa aksi protes dari migran-migran yang tersaring.

Sementara, jumlah aliran migran dari Yunani ke Macedonia turun pada Senin karena aturan baru tersebut. Sekitar 2.900 orang melintas ke Macedonia, 24 jam sebelumnya, turun dari jumlah 6.000 orang pada hari sebelumnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement