REPUBLIKA.CO.ID, EIDOMI -- Pengungsi yang terjebak di perbatasan antara Yunani dan Macedonia melakukan protes dengan menjahit mulut mereka, Senin (23/11). Mereka melawan otoritas setempat yang melarang melanjutkan perjalanan.
Sekitar enam pria menjahit mulut mereka di dekat desa Eidomeni. Dikutip BBC, mereka terlihat seperti pengungsi dari Iran etnis minoritas Kurdi. Mereka menjahit mulut yang dalam keadaan tertutup.
Tertulis 'Just Freedom' di dahi dan dada mereka. Mereka duduk di jalur kereta di depan pasukan polisi anti huru hara. Pria dari Bangldesh dan Maroko juga ikut dalam aksi tersebut. Mereka mengaku sebagai migran ekonomi dan menolak penyaringan migran.
Ratusan migran lainnya juga melakukan protes karena otoritas Macedonia hanya membuka perbatasan untuk korban konflik. Pengendalian perbatasan Eropa diperketat sejak serangan Paris 13 November lalu.
Negara-negara Balkan mengatakan, pekan lalu bahwa mereka hanya akan membuka perbatasan untuk orang-orang yang terimbas perang seperti dari Suriah, Irak, dan Afganistan. Hal ini akhirnya membawa aksi protes dari migran-migran yang tersaring.
Sementara, jumlah aliran migran dari Yunani ke Macedonia turun pada Senin karena aturan baru tersebut. Sekitar 2.900 orang melintas ke Macedonia, 24 jam sebelumnya, turun dari jumlah 6.000 orang pada hari sebelumnya.