REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menetapkan status siaga bencana di wilayahnya. Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Suyanto, menyebutkan status tersebut ditetapkan menyusul semakin tingginya curah hujan dan mulai terjadinya bencana longsor atau tanah bergerak di berbagai lokasi.
''Dengan penetapan status ini, kita meningkatkan kesiagaan seluruh aparat terkait. Dengan demikian, bila terjadi satu bencana di satu lokasi, maka langkah antisipasi dan penanganan bisa segera dilakukan tanpa perlu dihambat oleh persoalan administrasi,'' jelasnya, Sabtu (29/11).
Menyusul penetapan status ini, dia menyebutkan, berbagai peralatan penanganan bencana sudah disiapkan. Langkah itu antara lain dengan menyiapkan sejumlah perahu di lokasi rawan banjir, alat berat untuk mengatasi lonsgor, serta pemantuan intensif selama 24 jam sehari terhadap wilayah-wilayah yang rawan bencana.
''Sejauh ini, sudah terjadi beberapa bencana longsor di berbagai lokasi. Dari beberapa kejadian bencana tersebut, sudah ada seorang korban meninggal,'' jelasnya. Korban bernama Fathul Ulum (12), warga Desa Sokawera Kecamatan Cilongkok Banyumas, akibat tertimpa tanah langsor Kamis (19/11) lalu.
Sementara terkait kondisi rawan bencana tersebut, sebanyak tiga rumah di Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang Kabupate Banyumas, sejak Jumat (27/11) lalu dikosongkan dari penghuninya karena terancam ambruk. Saat ini, kondisi rumah tersebut banyak mengalami keretakan di bagian dinding, akibat tanah yang menjadi pondasi rumah tersebut bergerak.
Ketiga rumah yang dikosongkan tersebut, merupakan rumah keluarga Suheri (42 tahun), Sartono (51 tahun) dan nasim (60 tahun). Ketiga rumah tersebut, sampai saat ini memang masih berdiri. Tapi, untuk tetap bisa berdiri, warga menopangnya dengan bambu di berbagai sudut.
''Yang retak tidak hanya bagian dindingnya saja. Tapi lantai rumah juga retak dengan jarak retakan lebih dari 2 cm. Daripada kami menjadi korban bila sewaktu-waktu ambruk, kami lebih baik mengungsi,'' jelas Sartono, salah seorang pemilik rumah.