Rabu 02 Dec 2015 14:09 WIB

Hanya 6,6 Persen Muslim Berkontribusi pada GDP Dunia

Rep: c13/ Red: Andi Nur Aminah
Peta muslim dunia (ilustrasi)
Peta muslim dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bersama negara Asia Tenggara lainnya akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) beberapa waktu lagi. Berkenaan hal ini, praktik ekonomi berbasis Islam dinilai perlu untuk diterapkan.

“Kerja sama ekonomi untuk melaksanakan  ekonomi Islam dalam praktik perlu dilakukan, termasuk di antara negara-negara anggota ASEAN, terutama dengan akan dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir bulan ini,” ungkap Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Edy Suandi Hamid di Jakarta, Rabu (2/12).

Upaya ini perlu dilakukan mengingat masih banyaknya persoalan dalam komunitas Islam di dunia. Edy mengungkapkan jumlah Muslim dari penduduk dunia sekitar 20 persen. Dari jumlah itu ternyata hanya 6,6 persen penduduk Muslim yang memberikan kontribusi pada Gross Domestic Product (GDP) dunia. Menurut dia, situasi ini menegaskan bahwa umat Islam dunia relatif miskin dibandingkan lainnya.

Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ini mengungkapkan, sebanyak 39 persen penduduk Muslim dunia berada di bawah garis kemiskinan. Padahal hanya sekitar 9,6 persen penduduk dunia yang miskin.

Selain itu, Edy menyebutkan hanya 10 persen Muslim yang mampu meraih pendidikan tinggi. Selanjutnya, hanya 1,5 persen Muslim yang terlibat dalam industri kreatif. Oleh sebab itu, dia menilai perlunya penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam hal ini termasuk ihwal menghadapi MEA ke depannya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement