REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Umum Yayasan Baitul Ummah yang membawahi Masjid Abdurrahman Bin Auf, H Fauzi, membenarkan ada pencurian kotak infak di masjid yang dipimpinnya. Pencurian diduga dilakukan orang yang sama, yang sudah melakukan upaya pencurian tiga bulan sebelumnya.
Fauzi menceritakan, sekitar Agustus lalu ada pencuri yang masuk ke masjid pada malam hari dan ingin menggondol kotak infak, namun ketahuan penjaga masjid dan aksinya gagal. Dua pekan setelah kejadian itu, pencuri berusaha lagi menggondol kotak infak pada siang hari dan aksinya juga gagal.
Menurut Fauzi, sekitar tiga pekan lalu kejadian serupa terulang lagi pada malam hari dan kini pencuri datang dengan teman-temannya, namun usahanya gagal. Sedangkan pada Sabtu (5/12) dini hari, sepuluh orang datang menggondol kotak infak dan sempat terjadi saling lempar batu dengan marbot masjid.
"Kaca pintu pecah dan kotak infak ditemukan sekitar 500 meter di sebelah barat masjid dalam keadaan isinya sudah terkuras," kata Fauzi.
Kerugian akibat pencurian diperkirakan sebesar Rp 300 ribu, dengan perhitungan sumbangan yang biasa diperoleh takmir dari kotak amal. Sementara pada Senin, kaca pintu masjid yang pecah akibat lemparan batu sudah diperbaiki.
Fauzi menceritakan, hubungan jamaah dan takmir masjid dengan masyarakat non muslim, khususnya ummat Hindu yang ada di sekitar masjid sangat harmonis.
Bahkan warga muslim jamaah masjid Abdurrahman Bin Auf mengutamakan membeli hewan kurban kepada para peternak setempat, sebelum mencarinya ke tempat lain. "Kami hidup saling menjaga dan saling menghormati di lingkungan sini," kata Fauzi.