REPUBLIKA.CO.ID, BANTAENG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa dia perusahaan smelter sedang melakukan proses konstruksi di Kabupaten Bantaeng dengan investasi total Rp 6,4 triliun. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Titan Mineral Utama (TMU) dengan rencana investasi sebesar Rp 4,7 triliun dan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNAI) sebesar 130 juta dolar AS (sekitar Rp 1,7 triliun).
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, realisasi industri smelter tersebut positif dan menunjukkan geliat investasi terutama di sektor hilirisasi pertambangan di Sulawesi Selatan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mewajibkan adanya peningkatan sumber daya mineral dengan melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
"Proyek-proyek pembangunan industri pengolahan dan pemurnian bahan mineral atau smelter dapat berkontribusi positif bagi pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Franky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/12).
Menurut Franky, pembangunan industri smelter juga memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua stakeholders dari pemerintah, swasta dan BUMN. Dengan demikian, industri smelter yang berbasiskan sumber daya alam ini dapat memberikan efek berantai kepada semua pihak.
Pada 2016, kedua smelter di Bantaeng ini diharapkan sudah dapat berproduksi komersial. Selain itu, pembangunan smelter ini dapat memberikan nilai tambah kapasitas investasi nikel di Sulawesi, dan akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia di antara negara-negara penghasil serta pengolah nikel di dunia.
"Realisasi investasi smelter nikel dan Kawasan Industri Bantaeng membuktikan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bantaeng dalam mendorong pencapaian nilai tambah mineral nikel di Indonesia," kata Franky.
Perusahaan optimis bahwa proses konstruksi pabrik smelter nikel dapat diselesaikan pada Desember 2015. Sementara, pada Januari 2016, HNAI akan melakukan trial produksi dan diharapkan pada Februari 2016 dapat memulai produksi serta melakukan ekspor perdana.