REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ini komentar umat muslim di berbagai belahan dunia terkait pernyataan kandidat calon presiden AS Donald Trump yang melarang umat muslim memasuki AS. Associated Press (AP) sempat mewawancari mereka diantaranya pekerja dan mahasiswa muslim.
Ahmed Yousri, seorang bankir (23 tahun) asal Kairo, Mesir mengatakan usulan Trump mungkin saja perpanjangan tangan ISIS dan justru membantu kelompok ekstemis untuk merekrut lebih banyak anggota. "Apayang dilakukan Trump adalah justru semakin mengakui keberadaan ISIS. Dia justru membenarkan tindakan mereka dan membantu mereka merekrut banyak orang," ujarnya.
Amr Ali seorang ahli Kimia (30 tahun) warga Kairo mengatakan pernyataan Trump bagian dari penghinaan dan menyakitkn. "Jika mereka melarang semua muslim karena muslim telah menjadi teroris dan menewaskan banyak orang, maka harusnya kita meralarang semua warga Eropa karenamereka banyak orang tewas akibat penjajahan," jelas dia.
Sementara itu seorang mahasiswa lingistik di Universitasl NUML, Islamabad Imtisal Ahmed mengatakan dia mengakui bahwa pelaku penembakan di California sangat buruk. Tetapi seharusnya seluruh umat muslim tidak harus dihukum.
Ini merupakan kejahatan individual. Jika pelarangan ini diberlakukan maka banyak siswa tidak dapat belajar di AS.
Pengusaha asal Kairo, Adham Hamada (34 tahun) mempertanyakan cara AS untuk melarang umat muslim datang. Karena di dalam paspor tidak tercantum agama. "Dia hanya mempolitisasi dan Trump telah melakukan pidato kebencian," kata dia.
Towfeek Cassim (28 tahun) seorang teknisi lab di Johannesburg mengatakan Trump harus memikirkan umat muslim yang telah menetap di AS. karena jika mereka dipaksa keluar mungkin justru akan berdampak lebih buruk.
Baca juga: Pernyataan Kontroversial Donald Trump yang Menyakiti Minoritas AS