REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 24 orang perempuan telah terpilih sebagai kepala daerah dalam pilkada serentak yang digelar 9 Desember lalu. Namun, mayoritas kepala daerah perempuan yang terpilih memiliki latar belakang sebagai pejawat dan kader partai.
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyebut sebanyak 12 dari 24 orang perempuan yang terpilih atau 50 persennya merupakan petahana dan kader partai.
"Wajah perempuan kepala daerah terpilih didominasi oleh petahana dan kader partai. Jumlahnya paling banyak dibanding dengan latar belakang lain. Ada 12 dari 24 perempuan (50 persen) terpilih yang berlatar belakang sebagai petahana dan kader partai," kata Maharddhika, peneliti Perludem, di Jakarta, Ahad (20/12).
Sementara itu, jumlah kepala daerah perempuan yang terpilih dengan memiliki hubungan kekerabatan dengan elit politik tercatat sebanyak 11 dari 24 orang perempuan atau 45,83 persen. Angka ini sama dengan jumlah perempuan kepala daerah terpilih yang berlatar belakang mantan anggota DPR/DPRD/DPD.
Sedangkan, wakil kepala daerah perempuan didominasi oleh mantan anggota DPR/DPD/DPRD. Tercatat, sebanyak 9 dari 22 perempuan atau 40,91 persen memiliki latar belakang mantan anggota DPR/DPD/DPRD. Jumlah ini diikuti oleh wakil kepala daerah perempuan yang berlatar belakang kader partai, yakni sebanyak enam orang perempuan atau 36,36 persen. Sementara perempuan yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan elit berjumlah delapan orang atau 27,27 persen.
Jumlah keterpilihan perempuan calon kepala daerah tercatat tak mencapai separuh dari jumlah pencalonan. Hanya terdapat 46 perempuan kepala daerah yang terpilih dari 124 perempuan yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah, atau berkisar 37,1 persen.