Sabtu 26 Dec 2015 11:35 WIB

Perempuan dan Anak-Anak Terhina Akibat Kapitalisme

Rep: c35/ Red: Dwi Murdaningsih
Kekerasan seksual pada anak
Kekerasan seksual pada anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Ratu Erma Rahmayanti menyatakan para perempuan dan anak-anak terhina karena menjadi objek bisnis dalam sistem kapitalisme. Negeri-negeri para Muslim termasuk Indonesia menurut dia masuk dalam cengkeraman kapitalisme Barat.

"Sistem kapitalis merupakan sistem buatan manusia yang merusak dan penuh kepentingan. Jika ini terjadi di negeri manapun, maka yang terjadi adalah penindasan," katanya dalam acara Kongres Ibu Nusantara (KIN) 3 di Balai Sudirman, Jakarta (26/12).

Erma juga menegaskan sistem inilah yang memiliki visi dan pandangan bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya. Manusia dalam sistem kapitalis liberal tidak lebih berharga dari sebuah barang. Menurut dia wajar jika para ibu dan anak-anak dalam sistem ini terhina, menjadi objek bisnis yang diperjualbelikan dan dieksploitasi seperti barang dagangan.

"Hampir 90 persen iklan menggunakan perempuan yang diekspos sisi kewanitaannya," kata dia.

Dia juga menyatakan bahwa saat ini keluarga tak lagi aman dari kejahatan seksual, kekerasan dan bahkan konflik rumah tangga. Menurut dia pelaku kejahatan banyak dilakukan anggota keluarga sendiri, padahal keluarga seharusnya menjadi tempat yang aman. Maka, tanggung jawab untuk melindungi ibu dan anak tidak bisa hanya diserahkan kepada keluarga saja.

Tidak hanya itu, Erma juga menegaskan seharusnya negara yang berperan utama dalam melindungi perempuan dan anak-anak. Baginya, negara Islam melalui Khilafah saja yang mampu melakukan perlindungan hakiki dengan seperangkat aturannya. Misalkan dengan penerapan sistem sosial pergaulan yang mengatur interaksi laki-laki dan perempuan, sehingga dalam Islam tidak ditemukan perselingkuhan, pelecehan seksual dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement