Jumat 01 Jan 2016 06:33 WIB

Warga Surabaya Gelar Renungan Bersama Kiai Kanjeng dan Cak Nun

Rep: Andrian Saputra / Red: Hazliansyah
Budayawan Emha Ainun Najib membacakan doa didampingi pelatih timnas U-19 di Yogyakarta, Sabtu (4/10).
Foto: Antara
Budayawan Emha Ainun Najib membacakan doa didampingi pelatih timnas U-19 di Yogyakarta, Sabtu (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jika perayaan tahun baru 2016 disejumlah wilayah dilakukan dengan pesta kembang api dan konser musik, hal berbeda dilakukan sebagian warga Surabaya yang mengisinya dengan doa dan renungan bersama. Kegiatan yang difasilitasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Ramlan itu juga menghadirkan Kiai Kanjeng dan MH Ainun Najib.

Dari pantauan Republika.co.id Kamis (31/12) malam, ribuan warga telah memadati halaman depan Rumah Sakit Dr Ramlan sejak pukul 19:00 WIB. Sambil menantikan siraman rohani dari MH Ainun Najib atau yang akrab disapa Cak Nun, warga disuguhi penamilan musik qasidah modern.

Acara dilanjutkan dengan melantunkan shalawat bersama-sama diiringi munsik khas dari Kiai Kanjeng. Tak hanya itu, Kiai Kanjeng juga menyuguhkan kolaborasi musik dari setiap daerah-daerah di Indonesia.

Dalam tausiahnya Cak Nun mengajak masyarakat Indonesia untuk optimis menyongsong tahun 2016. Dirinya mengatakan dengan segala karunia dan keberkahan yang diberikan Allah SWT kepada rakyat Indonesia, berupa negara dengan kekayaan alam yang melimpah, kebudayaan yang tinggi, dan kultur masyarakat yang beranekaragam, semestinya Indonesia menjadi negara yang kuat dan disegani dunia.

(baca: Ibu Muda Ini Paling Suka Sesi Muhasabah di Zikir Nasional Republika)

Namun pada kenyataannya, Indonesia belum mampu mengelola semua karunia tersebut.

Cak Nun berharap beriringan dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), seluruh masyarakat Indonesia menjadi tangguh dan tak gentar untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan bangsa-bangsa lainnya.

Dalam agenda renungan Cak Nun juga mengajak agar menyadari kelemahan diri sehingga menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktifitas hidup. Selain itu merenungkan kembali perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan kebenaran namun dengan kedamaian.

Setelah melantunkan shalawat dan do'a bersama, perayaan tahun baru ditutup dengan pelepasan seribu lampion sebagai perlambang impian warga Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement