REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddi mengatakan Majelis Dzikir yang beberapa kali dilakukan oleh umat Islam memiliki banyak keutamaan dengan sedikitnya lima hal.
"Pertama, dzikir adalah ibadah mengingat bahwa Allah SWT adalah Maha Segala," kata Lukman lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (1/1). Dalam dunia tasawuf, kata dia, dzikir adalah mengingat Allah dan ini merupakan puncak ibadah.
"Kita mencoba mengingat dan mengenal Sang Pencipta, untuk kemudian mengimplementasikannya pada perilaku sehari-hari. Jadi kita mencoba untuk mengingat Allah, untuk kemudian menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya semaksimal mungkin," kata Lukman.
Keistimewaan kedua, lanjut Lukman, Majelis Dzikir menjadi majelis ilmu. Alasannya, banyak tausiyah dari para alim dan ulama yang disampaikan untuk menambah ilmu dan pengetahuan dalam forum ini.
"Ketiga, dzikir merupakan penjaga stabilitas jiwa kita. Keempat, dzikir menjadi sarana tolak bala (mara bahaya)," ujar Lukman.
Lukman mengaku teringat dengan ajaran guru dan orang tuanya bahwa jika suatu kota, penduduknya melakukan maksiat maka Allah SWT akan menimpakan musibah kepada mereka.
"Allah tidak akan menimpakan, jika sebagian dari mereka melakukan dzikir dengan ikhlas. Jadi, dzikir mampu menolak bala dan sebagai penyeimbang," kata Lukman menambahkan.
Keistimewaan Majelis Dzikir kelima, menurut Lukman, adalah sebagai forum silaturahim yang akan memperpanjang usia dan menambah rezeki.
Majelis Dzikir sendiri pada malam pergantian tahun baru pada Kamis (31/12/2015) malam melakukan kegiatan dzikir berjamaah di Masjid At-tin, Jakarta. Dalam kegiatan ini, ribuan Muslim turut serta berdzikir di kesempatan malam tahun baru.