REPUBLIKA.CO.ID, NEW HAMPSHIRE -- Bakala Calon Presiden Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan, eksekusi massal Arab Saudi baru-baru ini memicu pertanyaan serius. AS, kata Clinton, perlu bertanya langsung kepada Arab Saudi ihwal eksekusi itu.
"Jelas ini menimbulkan pertanyaan serius yang harus kita tanyakan langsung ke pemerintah Saudi," ujarnya seperti dilansir CNN, Ahad (3/1).
Clinton mengatakan, ia bergabung dengan para pemimpin lainnya yang prihatin dengan eksekusi tersebut, khususnya pemerintahan Obama, pemerintahan Eropa dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
"Saya pikir, teman-teman kita dengan begitu banyak daerah tidak harus kebal dari kritik dan pertanyaan tentang aturan hukum tentang perlakuan mereka terhadap minoritas," katanya.
Baca juga, Ini Jalan Panjang Konflik Saudi-Iran, dari Revolusi Hingga Insiden Makkah.
Arab Saudi baru-baru ini mengeksekusi 47 orang termasuk ulama Syiah Nimr al-Nimr. Eksekusi memicu serangkaian kecaman dari Muslim Syiah terutama yang didominasi Iran.
Di sana, demonstran melemparkan bom molotov ke kedutaan besar Saudi di Teheran. Menteri Luar Negeri Arab mengumumkan, negaranya memutuskan hubungan dengan Iran setelah serangan di kedutaan.