REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Belasan pengunjuk rasa mengalami luka-luka dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit di Kabupaten Cianjur Senin (4/1) siang. Mereka terluka setelah terjadi bentrok antara ribuan massa dengan aparat kepolisian di depan halaman perkantoran Pemkab Cianjur.
Massa yang berunjukrasa adalah dari Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) yang mendemo banyaknya kecurangan dalam pelaksanaan pilkada serentak di Kabupaten Cianjur pada 9 Desember 2015. Dalam pilkada lalu, pasangan nomor urut dua yakni Irvan Rivano Muchtar-Herman Suherman unggul tipis sekitar tiga persen atas pasangan nomor urut tiga yakni Suranto-Aldwin Rahadian.
"Ada 11 pengunjukrasa yang terluka dan kini mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujar Presidium Geram Bugi Gustara kepada Republika.co.id, Senin.
Mereka rata-rata mengalami luka berupa patah tulang karena dipukul oleh petugas.Korban yang terluka ujar Bugi, sebanyak tiga di antaranya adalah wanita. Selain itu ada sejumlah wartawan yang tengah meliput ikut menjadi korban pemukulan aparat kepolisian.
Tindakan represif aparat ini ujar Bugi, sudah di luar batas kewajaran dan melanggar ketentuan yang berlaku. Terlebih, aparat melakukan kekerasan hanya beberapa menit setelah aksi unjuk rasa berlangsung.
Diduga lanjut Bugi, kekerasan yang dilakukan aparat bermula ketika ada lemparan darah kea rah polisi yang dituding berasal dari demonstran. Padahal, darah tersebut tidak berasal dari para pengunjukrasa.
Bugi menduga, lemparan darah tersebut berasal dari aparat Satpol PP yang mencoba melakukan provokasi. Pascalemparan darah itu lanjut dia polisi lansung memukul mundur pengunjukrasa dan melakukan pemukulan dengan kasar. Bahkan ungkap dia, sejumlah kendaraan sepeda motor dan truk ikut dirusak aparat kepolisian.