Rabu 06 Jan 2016 19:07 WIB

'Praktik Beragama tak Bisa Dicampur Aduk'

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Agung Sasongko
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ahmad Ishomuddin mengingatkan praktik beragama tidak bisa dicampur aduk. Pernyataan Ishomuddin menyikapi soal lantunan lagu Ave Maria disandingkan dengan azan dalam perayaan natal nasional di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 28 Desember 2015.

"Tentu tidak bisa dicampuradukkan," ujar Ishomuddin ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (6/1). (Baca juga: Toleransi Jangan Terjebak Sinkretisme)

Ishomuddin mengingatkan penggunaan simbol-simbol keagamaan tidak bisa sembarangan. Azan, kata Ishomuddin adalah simbol Islam yang berguna untuk mengajak dan mengingatkan muslim menunaikan shalat.

Ia mengaku, setiap agama memiliki simbol dan ritual masing-masing yang berdiri sendiri. "Tidak perlu dicampur, yang penting saling menghormati," ujarnya.

Ishomuddin menegaskan toleransi adalah bentuk menghormati agama orang lain bukan pencampuran. Ia berpesan, pemerintah jangan sampai mengulangi persoalan apalagi hingga timbul kontroversi di masyarakat.

"Pemerintah perlu mencegah jangan sampai terulang agar tidak timbul kericuhan yang tidak perlu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement