REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) membukukan penurunan laba bersih (unaudited) sebesar 5,8 persen (yoy) pada 31 Desember 2015. Laba bersih tercatat sebesar Rp 884,50 miliar, dibandingkan 2014 yang mencapai Rp 939,08 miliar.
Sementara, laba sebelum pajak per 31 Desember 2015 juga turun 8,0 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 1,26 triliun, dibandingkan 2014 yang mencapai Rp 1,37 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim, Su’udi, mengatakan, perolehan laba bersih tersebut disumbang oleh pendapatan bunga yang naik 15,17 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 4,70 triliun.
Dia menyebutkan, total aset Bank Jatim saat ini tercatat sebesar Rp 42,80 triliun atau naik 12,65 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya Rp 37,99 triliun. Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 34,26 triliun atau naik 13,19 persen (yoy) dibandingkan Rp 30,27 triliun pada Desember 2014.
Sedangkan total penyaluran kredit mencapai Rp 28,41 triliun atau naik 8,46 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 26,19 triliun. “Dana pihak ketiga Bank Jatim masih didominasi oleh giro sebagai penyumbang angka tertinggi yaitu sebesar Rp 13,49 triliun, berikutnya adalah tabungan sebesar Rp 12,75 triliun dan deposito sebesar Rp 8,02 triliun,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/1).
Giro, tabungan dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 15,84 persen (yoy), 16,03 persen (yoy), dan 5,06 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan komposisi tersebut, rasio dana murah (CASA) tercatat di level 76,60 persen. Hal itu menunjukkan Bank Jatim lebih banyak mengelola dana murah dalam penghimpunan DPK.
Adapun kontribusi tertinggi penyaluran kredit Bank Jatim diperoleh dari kredit komersial yang naik 10 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 5,7 triliun. Diikuti oleh kredit konsumer yang naik 8,83 persen (yoy) menjadi Rp 18,19 triliun dan kredit UMKM yang naik 5,21 persen (yoy) menjadi Rp 4,53 triliun.
Sementara, rasio return of asset (ROA) sebesar 2,67 persen, return of equity (ROE) sebesar 16,11 persen, margin bunga bersih (NIM) sebesar 6,41 persen, biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) sebesar 76,11 persen, dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 82,92 persen.