REPUBLIKA.CO.ID, MANILA --Menteri Luar Negeri Inggris Phillip Hammond pada Kamis (7/1) dalam kunjungan ke Filipina mengatakan semua usaha membatasi perjalanan udara dan laut di wilayah sengketa Laut Cina Selatan akan dipandang sebagai bendera merah.
Cina mengatakan negaranya mendaratkan tiga pesawat di Karang Fiery Cross baru-baru ini, memicu protes negara lain, yang juga mengklaim wilayah itu, Vietnam dan Filipina, serta menyebabkan ketakutan bahwa itu dapat memaksakan penggunaan kendali militer di wilayah tersebut.
"Kebebasan berlayar dan terbang tidak dapat ditawar. Itu bendera merah bagi kami," kata Hammond dalam jumpa pers bersama dengan timpalannya asal Filipinanya, Albert del Rosario, di Manila.
Hammond, yang kunjungan ke Manilanya mengikuti kunjungannya ke Cina, tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang langkah jika "bendera merah" diangkat, selain mengatakan Inggris akan terus menegaskan haknya berlayar di wilayah itu.
Del Rosario mengatakan dia khawatir dengan uji coba penerbangan, Cina meletakkan dasar untuk mendeklarasikan sebuah Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ, sama seperti apa yang mereka deklarasikan di Laut Cina Timur yang membuat Jepang marah.
"Jika ini tidak ditentang, Cinaakan mengambil posisi ADIZ dapat diberlakukan dan apakah ini akan dilakukan dalam persyaratan berbasis de fakto atau apakah itu akan resmi, ini akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat kami terima," ujar Del Rosario.
Vietnam, yang juga mengklaim wilayah Laut Cina Selatan, juga mengutuk uji penerbangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan negaranya.
Baca juga:
Ini Keuntungan Israel Bila Saudi-Iran Benar Berperang