REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara berkomitmen untuk membantu pemerintah setempat memberantas atau membebaskan buta aksara Quran di daerah itu.
"Ini sudah menjadi komitmen kami melalui perangkat kami yang tersusun hingga ke tingkat kelurahan bisa membantu program pembebasan buta aksara Quran," kata ketua BKMT Kendari, Sri Yastin usai pembukaan Rakerda II BKMT Kendari di Ruang Pola Pemkot Kendari, Sabtu Kemarin.
Ia mengatakan, BKMT ingin hadir menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan berbagai program yang telah direncanakan yang disesuaikan dengan gerakan organisasi.
"Kalau mengenai upaya agar masyarakat Kendari khususnya yang beragama Islam bisa mengenal dan membaca huruf Alquran, saya kira ini menjadi salah satu tujuan organisasi, minimal di kalangan ibu-ibu hingga ke anak-anak," katanya.
Sekda Kota Kendari, Alamsyah Lotunani mengaku saat ini hanya sekitar 50 persen dari warga muslim Kendari yang sudah bisa membaca aksara Quran.
"Dari jumlah itu, hanya sekitar 30 yang benar-benar fasih membaca, selebihnya baru sekedar belajar membaca," katanya.
Menurutnya, program pembebasan buta aksara Alquran merupakan salah satu upaya mewujudkan visi Kota Kendari yakni terwujudnya Kendari Spiritual City.
"Kita memiliki tiga visi yakni Green City, smart City dan Spiritual City. Harapan kita keberadaan BKMT bisa mendorong terwujudnya Spiritual City," katanya.